28 -Perundingan Sang jendral -

52 4 0
                                    

AKU MULAI UP DI JADWAL BIASA YAAA SOALNYA UDH SELESAI ULANGANN, HAPPY READING GUYSSS

>BALIKPAPAN 18 OKTOBER 2003<

esok harinya di malam hari, malam kehancuran bagi sepasang kekasih yang terlibat dalam permasalahan ini.
semuanya dikumpulkan disebuah restoran classic tingkat atas dimana yang makan disana hanya sosialita tingkat atas.

Kali ini Lona dan geral sengaja mengukur waktu untuk kesana, mereka ingin terlihat terlambat dan menjadi orang terakhir yang datang.
ketika kaki jenjang nan punggung gagah itu turun dari mobil bersama lengan wanita yang ia gandeng memasuki area restoran itu semua mata tertuju pada mereka berdua yang memang terkenal di kota itu sepasang kekasih abdi negara yang menawan parasnya dan terkenal dermawan pasangan itu.
mata elang yang fokus berjalan ke depan tak sama sekali melepas gandengan tangan sang kasih yang wangi tubuhnya sewangi semerbak mawar, paras cantik nan molek itu walau tak memakai riasan yang begitu terlihat seakan menyihir sosialita lain yang sedang makan malam disana.

"ini pasangan Nugraha kan?""nona Leona memang begitu cantik""iya pastas saja pasangannya seorang Gyieral""mereka berdua sama-sama kharismatik bagaimana anaknya nanti"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini pasangan Nugraha kan?"
"nona Leona memang begitu cantik"
"iya pastas saja pasangannya seorang Gyieral"
"mereka berdua sama-sama kharismatik bagaimana anaknya nanti"

langkah Lona terhenti ketika mendengar  sautan orang-orang disana mengenai tentang anak, Lona terkejut tetapi seolah wajahnya tetap menunjukkan ketenangan.
geral melihat ke samping ketika mendapati langkah wanitanya terhenti sejenak ia menatap Lona yang masih menatap lurus kedepan, tatapan mata yang usia ia tangkap menjadi tatapan nanar.

"kamu tidak apa-apa"

tersadar dari lamunannya Lona mengangguk kian tersenyum kecil mengajak geral untuk lanjut berjalan ke ruangan tertutup tempat keluarganya berkumpul.

"ayo, jangan sampai orang-orang curiga"

geral mengangguk melanjutkan langkah kakinya.

Sampai mereka didepan pintu ruangan yang tertutup dijaga oleh dua orang berpakaian seragam yang saat itu langsung mengenali geral dan Lona, mereka sigap membuka ruangan berpintu dua yang sangat lebar kelihatannya memberi hormat singkat dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.

Ketika melihat seperti apa didalam, ternyata ada meja makan yang begitu panjang dan sudah diisi oleh orang-orang yang memang di panggil ayah geral hari itu.

"tuan dan nyonya sudah datang mari saya antarkan ke kursi" ucap salah satu pelayan yang menghampiri mereka.

"tidak usah, aku dan istriku tau dimana kursinya" pelayan itu kemudian mengangguk dengan terus menunduk memundurkan langkah beberapa dari mereka.

Lona sedikit tersentak kaget ketika ia mendapati riky dan lora di sana, harusnya hanya ibu dan ayah nya tapi kenapa lora ikut, perasaan hati Lona mulai tidak enak ia takut jika saudaranya akan terlibat di masalah mereka ini.
Lona duduk tepat disamping lora yang sedari tadi hanya menatap kosong meja makan yang hanya terisi dengan wine itu, sungguh wajah Lona tidak ketara kekhawatiran saat ini ia sudah mempunyai firasat buruk mengenai lora.

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang