37 -condong padanya-

67 6 2
                                    

Berhari-hari setelah perdamaian lora dengan riky, lora terlihat sedikit lebih baik, perasaannya mulai lega dan ia terus berfikir tentang dirinya ke depan dan tidak melihat apa yang terjadi di belakang lagi.

Namun sayangnya walau perasaannya pada riky semakin lama semakin menipis muncul rasa egoisnya terhadap geral dan bayinya.
Lora jadi merasa bahwa ia berhak atas anaknya dan bukan wanita lain, ia sangat ingin merawat anaknya di kemudian hari setelah anaknya lahir nafun ia ingin melakukannya bersama orang yang sebenarnya ia tidak berhak sama sekali untuk merebutnya, lelaki bermata elang itu yang lora pikirkan semakin hari rasa ingin bersama geral itu sangat memuncak rasa sayangnya kepada ayah dari bayinya sendiri semakin tumbuh bahkan sekarang perasaanya untuk sekedar memikirkan hati Lona sudah tidak ada lagi.
Lora juga tidak mengerti keegoisan itu datang darimana namun rasanya dia tidak ingin sama sekali melepaskan geral bersama Lona kembali setelah anaknya lahir dia ingin tetap menjadi istri dari seorang gyieral yang jelas-jelas memilki kekasih yang asli.

Lora Jadi sering sekali merasa cemburu ketika melihat kemesraan geral dan lona, dia merasa tidak adil karna setiap malam geral selalu tidur bersama Lona walau kadang geral akan tidur bersamanya jika Lona mengizinkan, Namun sekarang lora merasa geral adalah miliknya karna anak yang dikandungnya adalah kebahagiaan geral yang ia nanti, walau memiliki perasaan itu lora tetap memendamnya sendiri tak sama sekali ia melontarkan kata tak pantas kepada Lona.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Begitupun sebaliknya dengan Lona, seorang yang masih menjadi istri sah dari geral sering merasakan bahwa sikap geral akhir-akhir ini berubah padanya, semakin cuek dan selalu saja bersama lora tanpa meluangkan waktu padanya bahkan sedikit saja walau geral pastinya selalu berangkat kerja bersamanya dan apapun itu tetapi jika dirumah gerak tak pernah menemani Lona lagi bahkan sekedar jalan bersama itu sudah jarang.

Lona merasakan kesepiannya yang teramat ketika geral lebih fokus dengan lora namun Lona selalu mencoba mengerti dan menyakinkan geral hanya sementara seperti itu karna lora sedang mengandung anaknya Lona menghargai itu, namun sikap cuek geral pada Lona Lona seakan merasa ditinggal ketika geral dan lora harus pergi check up kerumah sakit bahkan untuk berbelanja kebutuhan rumah gerak lebih sering bersama lora, geral selalu megatakan bahwa Lona harus banyak beristirahat dirumah namun Lona kadang tidak setuju dengan hal itu.

"Mas gyier ayo jalan hari ini kan libur"

Geral yang sedari tadi memeluk erat Lona, menoleh ke Lona tanpa melonggarkan pelukan itu.

"ayo, nanti lora aku bawa kerumah ibu, biar kita bisa jalan berdua"

"iya ya, janji"

"kapan sih mas ngingkarin janji"

Lona selalu seperti itu, selalu meminta gerak untuk menepati janjinya dan geral menyetujui hal itu karna memang janji harus di tepati.
Lona mengacungkan telunjuknya ke hadapan geral dan geral lantas menautkan balik jari telunjuk mereka dengan tersenyum Lona menatapnya lekat.

"mas masih cinta aku tidak?"

Geral memasang pose berfikir ketika dilontarkan pertanyaan itu.

"eum, masih ngga ya?"

"yaudah kalo kamu lebih cinta lora daripada aku" Lona melepaskan pelukan itu dan tidur memunggungi geral.

"hey, perasaan aku gaada bicara kalo lebih cinta lora daripada kamu"

"tapi kamu lama jawabnya" Lona menyelimuti dirinya dari geral yang mencoba melepas lundupan selimut yang ia kenakan.

"sekarang ku tanya memangnya aku cinta sama lora?"

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang