42 -semakin jauh dari pelukanku-

63 7 8
                                    

Beberapa hari telah berlalu ketika lona mencoba merubah sikapnya dengan sangat seksama yang membuat geral kebingungan dan frustasi akhir akhir ini walau akhirnya pria itu bersikap dengan bodonya dan membiarkan lona melakukan apa yang ia suka walau setiap saat ia akan memperingati lona jika wanita itu akan berpergian.

Pagi ini adalah hari libur bagi semua polisi di negri mereka, tentu saja tak ada niatan untuk lona berdiam diri dirumah, hari ini ia ada janji bersama riky untuk keluar sekedar jalan-jalan menikmati kota.
Ditengah siang hari lona sudah bersiap untuk jalan ia tak ikut makan siang bersama lora dan geral.
Ketika menuruni anak tangga mata lona tertangkap dua pasangan yang sedang menikmati camilan di meja makan, lona sedikit familiar dengan camilan itu karna ternyata camilan itu adalah miliknya yang geral belikan untuk ia makan namun sekarang sepertinya camilan itu berpindah tangan.

Walau sedikit bingung lona beralih acuh tak acuh dengan mereka, ia pergi dengan selayaknya dan mengucapkan pamit yang singkat dan geral senantiasa melihat kepergian kekasihnya lewat jendela, geral merasa semakin hari hubungan mereka berdua itu tak kunjung membaik melainkan semakin jauh dan asing baginya ketika lona selalu memakai riasan dan baju bajunya yang terbuka.
Geral mulai merasa kesalahan nya fatal di malam itu dan mulai merasa bahwa lona tak dari hati untuk memaafkannya.

"ger? kenapa diam disitu?" lora melontarkan pertanyaan jetika melihat geral yang hanya berdiam diri memandangi luar jendela yang tidak ada apa apa

"huh?aku minta maaf, ayo makan makananmu, kamu mau apalagi?"

Lora menggeleng mengartikan kata tidak ke geral yang mengangguk spontan membukakan makanan ringan lagi untuk lora cemilin.

Ketika sedang makan geral tersenyum bahagia karna biasa lona yang ia temani makan cemilan begini namun sekarang rasanya wanita itu enggan makan satu meja dengan geral.

"kenapa kamu liat ini aku begitu?" lora yang sadar ketika melihat kesamping sudah ada geral yang menatapnya lekat.

"tidak aku senang ketika denganmu kamu menghabiskan makanan yang aku belikan, biasanya aku belikan makanan yang banyak dibiarkan sampai basi dan akhirnya hanya bisa dibuang" Ger mengucapkannya melas ke lora yang seketika hatinya berdegup kencang disitu, namun ia tersadar bahwa ini hanya sementara toh juga sehabis anaknya lahir geral akan berperilaku biasa lagi.

"saudaramu itu berubah sejak malam natal kita bertengkar, dia menjauh seperti enggan menyentuh sesuatu yang berasal dariku, biarlah mungkin jika anak ini lahir sikapnya nanti akan berubah"

"dia diet geral mungkin memang lagi tidak ada mood untuk mengemil" lora mengelus lengan laki-laki itu yang menunduk tak ada semangat dihari libur itu.

"entahlah tapi makasih ya sudah makan makanan yang aku belikan"

"selalu" lora terkekeh dan mengelus pelan rambut laki-laki itu yang mengarah kepadanya.

~~~~~~~~~~~
Ketika sore sudah tiba menghadap senja yang menakjubkan, 2 orang itu sedang bersantai tentu saja di pinggir pantai sembari memakan jagung bakar yang mereka beli tadi namun dengan geramnya karna makan berantakan lona menampar pelan pipi riky yang celemotan dengan biji biji jangung.

"coba nah kamu kalo makan bisa tidak sih tidak berantakan"  karna sudah dari jaman casis bersama lona dan riky sudah tidak ada kecanggungan perihal hal begitu bahkan ketika ingin berkencan buta dengan lora, riky meminta bantuan lona untuk memulihkan hadiah dan baju.
Setelah menikmati senja dan makanan Masing-masing riky menyeletuk hal yang membuat lona kembali merasa tak nyaman.

" Aku selalu mendengar keluh kesah tentang mu dari geral mulai dari membeli barang tidak penting sampai membiarkan makanan sampai basi"

Lona sedikit terjeringit mendengar ucapan riky yang sangat frontal bahkan raut wajah pemuda itu kian mulai sedikit kesal, Lona hanya menatapnya nanar sembari tersenyum menundukkan kembali kepalanya dan mengerakkan secara bersamaan kaki jenjangnya.

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang