3 -menjelang hari H-

115 14 0
                                    

>BALIKPAPAN 16 FEBRUARI 2002<

Semakin dekat waktu pesta itu tiba semakin tak tenang rasanya tubuh dan pikiran ini.
Resah dan gelisah menemaniku setiap detik hari menjelang perayaan itu
-Dan hatiku seperti aliran sungai yang tersendat batu.
Lalu otak yang seperti pusaran air yang berputar tak ada ujungnya-

Pagi hari jumat yang cerah ini dan berangin membuat suasana pagi yang meriah
agenda hari ini lona ingin bermalas malasan dirumah.

Setelah membersihkan dirinya dan mandi lona melihat kedapur,suasana dapur yang terlihat sama dia sangat suka suasana dapur seperti ini melihat ibundanya yang sedang memasak makanan dan ayahnya yang sedang menyantap sarapan
entah pun kapan dia akan melihat suasana pagi hari seperti ini lagi
dan akan sangat merindukannya

akhirnya memutuskan untuk berkeliling rumah,renyuh hati lona melihat sekeliling rumahnya yang sebentar lagi akan dia tinggalkan dedaunan riang dan pepohonan sejuk membuat hati lona tenang.

Kamarnya dengan dengan saudara kembar nya yang mempunyai sejuta kenangan kasih disini tak akan pernah ia lupakan.
Tersadar juga kalau kehidupan tak pernah berhenti,Tidak ada rasa yang boleh mengacaukan hati calon istri dari lelaki yang sangat setia menunggu gadis ini sampai siap dipinang.
Perlahan gadis itu harus siap merelakan semua lembaran lama bersama ibunda dan ayahandanya dan membuka lembaran baru bersama suami yang membimbingnya nanti.
walaupun ini tempat berlindung dan saksi bisu semua kenangan pertumbuhan anak gadis ini.

Tempat dimana dia untuk selalu pulang.
Tempat yang melindunginya ketika hujan menerpa dan terik siang matahari ya menyakitkan.
Tempat dia beristirahat dan menghangatkan badan dari dinginnya angin malam yang menusuk hingga ketulang.
Tempat dia berbahagia bersama adik perempuan nya.
Tempat dia tumbuh dan melepas masa remaja.
Tempat yang tak akan pernah habis kenangannya. Disini dikediaman ini.

Dan tempat yang menyimpan orang yang selalu menunggunya pulang, menunggunya bercerita.
Menceritakan keluh kesahnya, kesusahan ketika mencari kehidupan untuk makan.
Orang yang tidak dewasa tapi cara berpikirnya luas, orang yang sedikit egois tapi membuatnya selalu rindu, orang yang membuatnya harus berbagi kasih saya seorang ibu dengannya.
Walaupun dengan itu rasa sayangnya kepada orang yang selalu siap apapun yang dikatakan nya dan keputusan selalu didukung olehnya. Orang yang dari kecil tumbuh bersamanya.

Dengan senyum menawan alangkah sangat bahagia ketika gadis yang paling dia tunggu-tunggu kehadirannya dirumah akhirnya pulang juga, wajahnya sangat lelah tapi sumringah
Dilihatnya dengan mata bulatnya kalau gadis itu diantar oleh seorang yang dia pilih menjadi pasangannya walaupun sama sekali belum ada ikatan pernikahan diantaranya.
Gadis cantik itu melambaikan tangannya kepada pria itu, dengan tersenyum pria itu membalas melambaikan tangannya juga kepadanya.
Terlihat senyum bahagia dari gadis itu yang membuat lona juga ikut bahagia kalau gadis itu sudah mendapatkan kekasih sungguhannya.

"kenapa kau menungguku diluar, angin malam tidak baik untuk calon pengantin"
hihi sambil terkekeh gadis itu melewati sang kakak masuk kedalam rumah.
Hanya tertawa melihat itu karna dalam hitungan jam saja momen itu akan menjadi sangat langka bagi lona.

"na, kenapa kau tak tidur nanti kau harus bagun jam 3 pagi untuk didandan!"
Tak mendapat balasan dari sang kakak
Lora akhirnya menepuk pelan bahu sang kakak yang duduk didepan meja rias.

Dengan sendu perempuan itu membuka suaranya "aku.. benar benar berpisah denganmu lora" Ucapnya lirih seakan hampir menangis
Deg. Itu yang lora rasakan saat kalimat itu masuk dan disaring oleh gendang telinganya. "A-apanya berpisah, kau pasti masih bisa melihatku nanti"

"Kau takkan pernah melupakankukan!"
Dibalas dengan suara bergetar dan air mata gadis itu sudah keluar dari lubang kecil di mata membasahi pipi chubby nan mulus itu.
"Tidak dan mustahil, aku bisa bersumpah aku menyayangimu lona sangat! "

'Kenapa dan mengapa kamu bisa bicara seperti itu lona' benaknya lora dalam diamnya lalu dilangkahkan kakinya selangkah mendekati sang kakak berakhir di dekap tubuh kakanya itu dengan hati yang tulus. Isakan kecil seperti ini sudah sering lora mendengar nya lain tak lain hanya dari sang kakak yang sebenarnya terlihat lebih lemah darinya namun memiliki hati sekuat baja
SEJUTA SAYANG UNTUKMU KAK AKU AKAN TERUS MENGINGATNYA SAMPAI AKHIR HAYATKU!

Itu yang dari dulu memutar kepala lora.dan tak akan pernah dia lepas seumur hidupnya.
Sering orang berkata kalau persaudaraan lona dan lora ini cukup berlebihan, Tapi inilah persaudaraan yang sesungguhnya terasa sakit saat saudara sedarah ingin meninggalkan kita dan menempuh hidup baru bersama calon pendamping hidup nya.


Hingga larut malam mereka berdua masih betah menceritakan apa saja kejadian yang terjadi hari ini
"Aku sudah meminta maaf pada riky
Aku sudah berjanji padanya tidak akan menyembunyikan hubungan kita"
Celoteh lora antusias
"Baguslah, biar kau belajar jangan selalu menggantung perasaan anak orang" Sahut lona, mereka hening sementara seperti memikirkan sesuatu

"na, tak terasa ya umur kita sudah 24 tahun hidup dimuka bumi ini"
"iya aku juga tak menyangka dalam hitungan jam pun aku sudah bukan lajang lagi" dialog habis sampai disitu karna waktu sudah menunjukkan tengah malam.

Malam ini malam terakhir bagi lona dan lora bisa tidur dan menikmati suasana bersama karna pasti besok lora hanya tidur sendiri.
Malam ini juga mereka lewati dengan tawa riang diantaranya keduanya dan tidur dengan posisi saling berhadapan
Serta masih di sertai suara cekikikan keduanya entahlah menertawakan apa~~

"Aku akan selalu rindukan dan mengingat ini semua"

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang