Tamu Undangan pernikahan Gyieral dan Leora tidak begitu banyak karna memang hanya keluarga dan teman dekat saja yang diundang, karna pernikahan mereka bersifat rahasia geral tak ingin menunjukkan kepada semua orang kalau ia dijodohkan.
Mata kosong yang menatap ke depan bahkan enggan menatap mata orang yang memberi selamat kepada dirinya, masih tidak menyangka jika semuanya sudah ia alami sekarang, rupanya pikiran gadis muda itu masih remaja.
Geral menoleh ke samping ketika tak ada tamu undangan lagi yang menghampirinya.
"Bibirmu pucat, Mukamu juga keliatan lesu apa kamu belum makan? " Tanyanya dengan nada yang datar
Lamunan gadis itu buyar, dia gelagapan ketika akan menjawab geral.
"Belum" Singkat jawaban itu yang membuat geral hanya mengangguk saja.
Geral memanggil beberapa pelayan disana dan mengisyaratkan jika mereka ingin istirahat, baru saja pelayan itu mengiyakan permintaan tuannya ada pasangan yang baru menaiki pelaminan dan geral tau siapa orang itu mengurungkan niat nya dan meminta pelayan agar pergi.
Seorang pemuda bermata biru yang awalnya berekspresi datar terlihat tersenyum ketika menatap mata elang gyieral yang menatap nya tajam berbeda dengan gadis disebelahnya terlihat gadis itu menggenggam tangan pemuda yang tersenyum ke geral tadi dengan ekspresi tersenyum paksa.
"Riky? " Tanya geral dengan penuh antusias
"Selamat kamu yang menang, ku titipkan dia bersamamu jaga dia dan jangan kembalikan ia padaku lagi"
Pemuda itu kian berucap sembari menahan berat air matanya yang sedaritadi mendesak ingin menetes.
Geral kemudian menatap pemuda itu lamat , perasaan sedih itu menyeruak kembali ia merasa tidak enak ketika harus bertemu orang yang sebenarnya tidak bersalah dan harus merasakan kepedihan hati akibat ulah ayahnya."Aku meminta maaf atas nama ayahku, iya! tidak ku kembalikan ia padamu, maaf juga sudah menganggu kesehatanmu riky" Pria berjaz hitam itu kian beralih memeluk riky perlahan riky pun membalasnya dengan tulus.
"Kita sudah pernah membahas.Ini takdir , jika memang bukan untukku ya dia tidak akan pernah aku miliki"
Seraya riky menepuk sedikit punggung Geral dan pemuda Jermanik biru itu beralih kepada seorang gadis yang tengah menjadi pengantin hari ini.
"Hey jangan melamun nona selamat untuk pernikahan mu" Riky menegurnya tanpa kontak fisik diantara mereka.
Ketika gadis itu mendengar suara yang sangat ia rindukan mata yang semula kosong menatap ke depan, lamunan lama dengan semua isi pikiran yang berkecamuk itu buyar, rasa rindu itu sangat terobati ketika ia mendongak dan mendapati orang yang paling ia cintai yang harus ia relakan.
"Iky" Air mata gadis itu kian menetes lagi mendapati mantan kekasihnya berada dengan jarak yang sangat dekat dengannya, reaksi tubuh lora saat itu reflek ingin memeluk pemuda didepannya ini namun jika dulu pemuda itu aja berpasrah dan memberikan tubuhnya untuk dipeluk sekarang tidak pemuda yang ia cintai menghindar darinya.
"Kenapa kamu menolak aku?" Lontaran pertanyaan sang gadis dengan Air mata kesedihan yang terus menetes.
"Kamu tidak boleh memelukku lagi nona, ada suamimu disamping tidak etis di pernikahanmu memelukku" Riky menolak nya perlahan tak ingin menyakiti lebih dalam perasaan lora.
"Hey jangan menangis nona, riasan cantikmu bisa luntur" Riky memberi sebuah sapu tangan bermotif kotak, tangan pemuda itu mengulurkan sebuah sapu tangan yang terlihat dari bahan yang sangat halus membuat gadis itu menatap dalam mata riky.
Riky menaruh sapu tangan itu di tangan lora yang terlihat terbuka membuat gadis itu sontak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
• EUTANASIA •
Romance" Saat kau membuka mata ingatlah jejak-jejak ini " Sepetik kisah cinta mawar merah bersama ombaknya Di kota balikpapan,kota tua yang menjadi tempat bertemunya sepasang insan yang sama-sama memiliki trauma akan cinta yang tulus. Mereka membuat lemba...