26 -tuhan dosa besar apa yang ku buat-

58 5 0
                                    

>BALIKPAPAN, 17 OKTOBER 2003<

Tepat 2 bulan setelah pertengkaran antara ayah dan anak sulung sekaligus anak tunggal keluarga Jaza.
Jaza dan Hayena memutuskan untuk memanggil anak tunggalnya untuk menghadap mereka tanpa adanya seorang istri disampingnya.

"Bapak mau bicara apalagi pak?" Geral sudah malas menatap netra ayahnya yang sedari tadi menatapnya tajam.

Hari ini geral izin dari kantornya karna ingin menghadap jendral besar yang lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri pastinya.
Sebenarnya ayahnya geral bisa mengambil jam temu diluar dari hari kerja sang anak. Tapi jendral besar ini sepertinya ingin sang anak menghadapnya tanpa kehadiran istrinya karna pasti istrinya akan bekerja di hari yang sama.

"Tentang keturunanmu pastinya, geral kamu ga ngerasa sedih setiap kali ada teman-temanmu yang merupakan calon ayah sedang berbicara mengenai seorang anak dihadapanmu dan kamu hanya bisa terdiam atau menjauh dari mereka karna tidak mengerti apa yang mereka bicara, bapak sebagai ayahmu ini ikut sedih nak setiap melihat anak seorang jendral harus menghindari semua orang yang menanyakan kapan kamu akan mempunyai keturunan dan membantah semua rumor pernikahan kalian, apa kamu ga tertekan sama semua ini? Bapak minta kamu jujur geral jangan menutupi semuanya"

Ucap sang ayah jelas, namun kali ini nada jendral besar itu sedikit ia turunkan perihal karakter sang anak yang tidak suka lawan bicaranya menggunakan nada tinggi diluar soalan perdebatan.

Dalam hati geral yang paling dalam terlepas dari semua rasa cinta dan rasa sayang pada Lona istrinya sendiri,ia sangat menginginkan kehadiran sang buah hati di sampingnya.
Geral tidak terlalu suka anak kecil tapi jika itu anaknya sendiri hasil dari ia dan istrinya Geral tentu akan sangat mencintainya.
Ayahnya benar setiap kali ada perbincangan antara calon ayah diantara teman-teman letingnya geral sama sekali tidak bisa menjawab jika ditanya ia hanya akan tersenyum simpul dan mengatakan bahwa istrinya belum siap untuk mempunyai anak dan ia menghargai pendapat istrinya ketimbang umur mereka yang masih muda juga.

Geral merasa dongkol dengan semua tekanan yang ada yang dia dapatkan setiap kali perkumpulan anak-anak jendral Geral jadi bahan perbincangan karna belum medapatkan keturunan padahal yang lain anaknya sudah memasuki usia untuk masuk ke taman kanak-kanak bahkan jenjang pendidikan dasar.
Walaupun sebenarnya tidak ada yang berani mengejek bahkan berbicara tak sopan pada sang anak jendral ini.

"Geral jawab! "

"Iya pak, Geral mau punya anak tapi-"

Geral sedikit tercekat mana mungkin ia akan memberitahu bahwa sebenarnya Lonalah permasalahan dari semua ini.
Tidak mungkin Geral akan menghianati janjinya sendiri pada Lona dan dirinya.
Geral memilih bungkam dan memilih alasan lain agar ayah dan ibunya tidak curiga.

" Memang belum dikasih aja, padahal Geral rutin kok sama Lona "

Ayah ibu geral menatap anaknya sembari bsrfikir dan menatap mereka menatap Geral nyalang.

" Ayah yakin ger, yang bermasalah itu istrimu "

" Geral juga gatau pak, Geral ya sabar aja nunggu di kasih Tuhan "

" Mau sampai kapan gyier nunggunya? "

" Tapi ini sudah terlalu lama ger apa kamu ga bosan nunggu karna ternyata permasalahan ada di istrimu "

" Iya kalo dibilang bosan ya pasti bosan pak Geral juga mau punya anak kaya lain anaknya bahkan sudah ada yang masuk tk "

Rasa sedih ingin mempunyai buah hati itu merambat ke pikiran dan isi hati Geral memang Geral sangat mencintai istrinya tapi kalo perihal anak gerak juga menginginkan hal itu bahkan itu adalah impian dari dulu, mempunyai anak dan menjaga istrinya penuh seharian ketika istrinya mengandung walau akan ditinggal sebentar untuk bekerja gerak menginginkan semua itu mencintai dan menjaga istrinya penuh ketika mengandung.

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang