Minggu untuk pertemuan lona dengan sydra dokter yang menanganinya telah datang, saat ini lona ditemani oleh noa untuk kerumah sakit mengecek keadaan penyakit itu.Namun sesampainya disana bukan kabar gembira atas membaiknya kondisi atau kesembuhan lona melainkan kabar miris yang membuat keduanya tak sanggup berkata-kata
"sudah memasuki stadium 4 lona dan rahimmu sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang parah bahkan nyaris membusuk jika kamu lambat datang kesini"
"bisa di operasi kan dok jika begini" noa menyahut sydra
"bisa noa namun kemungkinan hidupnya pasien jika dioperasi 40/60 dan ini harus mengangkat rahimnya"
Mendengar itu lona menggelengkan kepala ia tak ingin sama sekali untuk operasi bahkan melanjutkan hidup ia hanya ingin mengobati sakitnya di sisa usianya yang sebentar lagi.
"jika tidak dioperasi sydra? apa yang terjadi"
Sebelum mengatakan hal yang sangat membuat kondisi jantung diantaranya memburuk sydra tersenyum paksa dengan bibir yang lumayan bergetar itu ia berusaha mengucapkan kata yang sangat menyakitkan.
"Waktu usiamu tersisa 44 hari mulai hari ini"
DEG! Seakan berhenti jantung lona mendengar sisa umurnya, sekarang tidak tau lagi ingin berbuat apa selain meminta pengampunan tuhannya.
Dengan hati yang berat lona menjelaskan bahwa aja tak akan mengoperasi tubuhnya dan jika waktunya memang 97 hari ia akan setia menunggu hingga hari hidup terakhirnya sampai.Lona dan noa pulang dengan kekecewaan yang mendalam walau noa sudah berulang kali membujuk agar lona dioperasi lona tetap teguh dengan pendirian itu jika dia tak ingin dioperasi, meski begitu noa juga sadar bahwa keadaan asmara lona yang hancur kian akan mendapat balasan jika lona mati nanti, noa yakin ia akan berbahagia dengan jodohnya disurga sana.
"untuk apa aku paksakan jika tak ada yang kukejar lagi"
"kamu membuatku sia-sia melindungimu"
"kamu tak pernah sia-sia karna selalu menjaga wanita yang hidupnya sisa 44 hari,pulang ini aku akan menghitung hari dan bulannya aku berharap anaknya geral lahir tepat disaat aku mati jadi geral tak sama sekali merasakan kesedihan itu"
Noa tak menjawab sama sekali dan berunjung ketika sampai di depan rumah lona noa mengucapkan pamitnya ia bersama hembusan angin yang mengikuti arah kemana perginya noa dari hadapan sahabatnya.
Dengan lunglai ia berjalan masuk ke dalam mansion sepi yang seperti tak berpenghuni yakni adalah rumahnya karna geral sedang dirumah ibunya menjenguk lora, sekarang lona tak akan mempermasalahkan lagi tentang geral yang waktunya lebih banyak untuk lora ketimbang ia toh juga hidupnya tinggal sebentar lagi jadi untuk apa ia terlalu mementingkan hal yang sudah banyak ia dapatkan dulu, lona memutuskan untuk berdamai dengan dirinya sendiri, mengobati lukanya dengan seorang diri tanpa siapaun yang membantu dan meyakinkan dirinya untuk kisah percintaannya yang selalu indah.
Lona sedang berada di meja makan memakan makanan yang dibelikan oleh geral, banyak makanan instan yang geral berikan untuknya wlaupun tidak baik sebenarnya makan makanan instan itu setiap hari lona tetap saja memakannya ini juga salah satu bentuk syukur terakhirnya sebelum hari ia meninggal datang.
Sembari memakan lona membuka album foto lama berisikan foto foto jaman ia dan geral memasuki pendidikan polisi, ia melihat foto foto lama geral yang masih menjadi siswa dan foto foto dirinya yang masih calon siswa.
Namun ketika melihat foto ia dan geral di sebuah ruangan ia teringat satu kenangan saat ia baru-baru saja mengenal siapa itu gyieral nugraha
Flash Back [
KAMU SEDANG MEMBACA
• EUTANASIA •
Roman d'amour" Saat kau membuka mata ingatlah jejak-jejak ini " Sepetik kisah cinta mawar merah bersama ombaknya Di kota balikpapan,kota tua yang menjadi tempat bertemunya sepasang insan yang sama-sama memiliki trauma akan cinta yang tulus. Mereka membuat lemba...