"sakit aku mendengarnya, tapi dia datang memelukku seperti malaikat"
~~~~~~~~~~~~~~
Mereka berdua masuk kedalam rumah
itu dan lona masuk ke kamar yang dulunya menjadi kamar geral.
Dia melihat sekeliling kamar itu memang sangat menunjukkan sifat dari geral yaitu rapi, tertata, dan perfect.Bersantai mereka di ruang tengah dengan ibu geral yang menyiapkan makanan ringan untuk mereka berdua.
Tanpa aba aba ibu mertuanya itu menanyakan hal yang memuat lona ingin menyemburkan kembali teh yang ia minum."Kalian pasti sudah melakukannya kan, bagaimana rasanya?"
"i-iya bu"
sambil terkekeh kecil geral menjawab pertanyaan sang ibu sedangkan lona sudah bleng dan tak sanggup mengatakan apa-apa lagi, dia hanya tersenyum canggung."Lona harus segera isi ya, ibu sama bapak sudah menunggu kehadiran cucu"
"Tidak ada yang bisa diharapkan selain kalian berdua, Lona kamu tau kan geral anak tunggal jadi kalianlah yang harus memberi kami cucu dan itu secepatnya"
"Kalau bisa selesai kalian bulan madu ya" Lanjut ibu mertuanya
"Iya bu pasti kok" baru menjawab omongan mertuanya tadi Hayena (nama ibu geral)
langsung memotong perkataan yang ingin lona sampaikan."kamu pasti bisa punya anak kan lona, kamu sudah periksa kan gaada yang salah?ibu takut kamu gabisa punya anak"
Seperti tertohok mendengar perkataan ibu mertuanya mata lona membulat dan memanas,seolah-olah lona tidak dipercaya untuk memberi keturunan pada geral, lona hanya bisa menunduk dan menganggukan kepala canggung pada ibu mertuanya dengan hatinya yang sedikit sakit.
Geral menangkap perlakuan istrinya itu yang beda dia tau lona orang yang sensitif dengan hal yang seperti itu, bagi geral anak memang penting dalam ikatan pernikahan tapi jika salah satunya tertekan ia tak mau.
Lebih mending dia yang menunggu kehadiran anaknya sampai lona siap
Dia tak mau lona terpaksa mengandung anaknya dengan terburu-buru."tenang bu, kita pasti beri kalian cucu,ada waktu membahas hal seperti itu"
Geral berbicara memotong ocehan ibunya yang membahas tentang cucu dari tadi dia mengerti kalau lona rada risih di tanya seperti itu terus-terusan.
"yaudah bu geral mau kerumah bundanya lona dulu besok mau berangkat soalnya"
Geral bergegas mengenggam tangan sang istri dan beranjak keluar dari rumah nya sambil menitip salam untuk ayahnya karna ayahnya belum pulang dari dinas pekerjaan.
Lona menatap mata suaminya itu bingung kenapa tiba-tiba mengajaknya pulang,tapi dia mendapat jawaban dari suaminya dengan kode matanya. Lona mengerti dengan itu dia juga bergegas dan bersiap pulang
"Lona pamit ya bu, doain selamat. "
Hanya itu yang dikatakan lona selebihnya dia tak bisa berkata lagi
Dibalas hanya dengan anggukan dari ibu mertuanya.
•
•
•"Maafin ibunya mas ya dek, mas juga heran kadang ibu sering ngomong tanpa pikir"
Diperjalanan menuju rumah orang tua lona geral memecah keheningan itu, agar lona tak begitu memikirkan perkataan mamanya tadi.
"Enggak mas adek gapapa, wajar ibu begit- hiks hiks" Lona tak sanggup melanjutkan ucapannya .
Geral menoleh mendengar isak tangis disamping nya itu.
Tapi ia tak kaget sih kalau lona pasti akan menangis,ia meminggirkan mobilnya di tempat yang rada sepi untuk menenangkan istrinya
Geral melepas seatbelt yang terpasang ditubuhnya dan lona.
Cepat ia dekap tubuh sang istri dengan hati-hati dia merasa tak enak kenapa ibunya bisa berkata seperti itu ke lona."Sushhhhhh, istri mas gaboleh nangis mas ga rela kamu nangis pekara itu,kamu gasalah dek kita juga hitungannya baru berapa hari nikah udah ditanyain begitu gausah khawatir, mas juga gapunya anak gapapa kok asalkan hidupnya sama adek"
"masssss, mas bohong hiks hiks emang adek gabisa ngasi mas anak ya hiks hiks"
Lona terus menangis dalam dekapan sang suami dia tak kuasa menahan tangisan itu.Lona bukan tipikal orang yang cengeng dikit dikit menangis tetapi lain hal jika ia mendapat kabar atau omongan yang tak srek dengan kata hatinya.
"Susssshh-susshhhh, adek apa sih sudah-sudah ini mau kerumah bunda, nanti matanya bengkak dikira mas bikin nangis adek"
Geral terus berusaha menenangkan istrinya di cium kening istrinya itu lama dan berkali-kali agar istrinya kunjung berhenti nangis.
Tak lama geral berbicara lona mendongakkan kepalanya menatap geral yang dagunya dia atas kepala lona.
Geral membalas menatap itu dengan tatapan terseyumnya dan tiba tiba dia memasang wajah freak yang membuat ekspresi lona tak terkontrol."Ih mas apa sih, adek mau nangis mas bikin begini, huaaaaaa"
Lona merengek, geral yang melihat itu menangkup wajah sang istri "istri mas itu ga cengeng, kalo nangis lagi mas cium"
"Ih ga mau!"
Ucap lona sepontan dengan itu
Geral mengecup dan mengusap pipi sang istri yang dari tadi basah karna air matanya mengalir deras."Ayo lanjut jalan, nanti kemaleman adek capek"
Lona mendengar itu melepas pelukannya dan kembali ke posisi awal
Di mobil akhirnya mereka mengalihkan topik dengan bercerita tentang kekonyolan hari pernikahan mereka yang dihari itu lumayan banyak hal konyol.Dilihatnya sebentar wajah istrinya yang hendak pergi membeli camilan dulu untuk dimakan nanti dirumah ibundanya geral mengizinkan tapi ia tak menemani lona turun dia hanya dimobil.
Lona tak masalah,dia beranjak pergi dari mobil untuk membeli kue kesukaan orang geral dan orang rumah sama terutama lora yang sangat suka.Dia tersenyum melihat bagaimana kelakuan sang istri dia bersyukur mempunyai istri seperti lona yang gampang dihibur. Dan cepat melupakan hal yang membuatnya sedih.
"kuat ya dek, mas minta maaf"
Gumamnya pelan seraya matanya tak lepas sedikitpun memperhatikan sang istri.
Lona sudah keluar dari toko kue tersebut dia ingin menyebrangi jalan karna memang mobil geral terparkir dia sebrang toko kue yang ia beli.
Baru dia melihat jalan sekeliling yang terasa sudah sepi dia melangkahkan kakinya maju dia zebra cross yang terpampang didepannya.Dengan arah yang berlawanan geral melihat ada mobil yang melaju ke arah sang istri, ia kaget cepat dia beranjak dari mobil turun berlari kearah sang istri, kondisi jalan disitu juga sepi tak ada kendaraan yang melintas
"LONA! "
zhngggggg mobil itu melaju cepat melewati sang istri yang hendak menyebrang dari singgah penyebrangan, geral yang melihatnya,lututnya langsung lemas ia tak kuat menahan berat badannya sendiri setelah melihat itu baru saja terjadi.
Geral menutup matanya dia tak ingin melihat kondisi sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
• EUTANASIA •
Roman d'amour" Saat kau membuka mata ingatlah jejak-jejak ini " Sepetik kisah cinta mawar merah bersama ombaknya Di kota balikpapan,kota tua yang menjadi tempat bertemunya sepasang insan yang sama-sama memiliki trauma akan cinta yang tulus. Mereka membuat lemba...