24-berdusta untuk kesanyangannya-

55 7 2
                                    

Guysss, sorry nihh stock bab aku habis jadi aku mau mulai lanjut nulis lagi buat bab selanjutnya kemungkinan 5-7 hari aku baru up, sorry ya tapi aku usahain bakal cepat up kaya hiasa, semoga kalian ga bosen sama ceritanya see you guyss thank you so much.... 🤍🤍

Hari jalan seperti biasa setelah kepulangan mereka berdua dari rumah sakit semuanya terlihat biasa saja, tak ada yang aneh sama sekali.
Hanya saja lona menyadari bahwa siklus merahnya tak beraturan sama sekali kadang ada dan kadang tidak ada.
Hanya itu yang dirasakan lona selama ini tidak ada hal aneh lainnya yang ia rasakan.

Pagi ini seperti biasa lona dan geral akan pergi bekerja tetapi anehnya geral meminta lona membawa mobil sendiri untuk hari ini karna katanya ia memiliki pekerjaan sepulang kantor, di hari Jum'at ini mereka berdua hanya bekerja setengah hari jadi tak masalah sama sekali lona dengan hal itu.

"Apa mau sama lora aja dek?"

"Gausah mas, adek udah bisa bawa mobil kok kasian anak itu pasti dijemput riky"

Geral menatap lona nanar yang sedang bersiap di meja riasnya ada perasaan khawatir ketika ia menyuruh istri kesayangan untuk berangkat sendiri karna ia masih trauma dengan kecelakaan yang baru saja menimpa ia berdua.

"Emangnya mas mau kemana pulang kerja?"

"Mau bantuin bapak bentar"

"Bapak minta bantuin apa mas?" Ucap lona menoleh kebelakang ke ranjang yang sedang geral duduki.

"Gak tau juga, paling minta anterin ke empang"

"Loh emang ikra kemana?"

Mati geral diberikan seribu pertanyaan pagi ini,sulit sekali rasanya berbohong kepada istri sendiri.
Geral menatap lona sebentar lalu berkata

"Istrinya melahirkan katanya"

"Hah?!"
Ekspresi lona seperti terkejut saat geral mengatakan itu pasalnya ikra ini adalah junior yang lumayan dekat dengan lona ia adalah ajudan dari ayah geral.
Setau lona ikra ini baru lulus pendidikan mana mungkin langsung menikah bahkan pacar saja lona tau ikra tidak punya.

"Ikra baru lulus tahun lalu masa udah nikah pacar aja gak ada anak itu,ikra yang mana mas?"

Lona menatap geral intens dengan ekspresi tidak percaya kepada geral.

Sudah di lontarkan pertanyaan seperti itu, mana ditatap tajam rasanya geral ingin menghilang saja.

"Aih gatau juga mas kalo itu bohong kali dia, orang bapak yang bilang begitu mas kan iya-iya aja" Dalam hatinya meminta maaf seribu bahasa karna telah memfitnah ayahnya mengatakan seperti itu padahal tidak ada agenda itu sama sekali.

"Oh, awas mas bohong ya liat aja kalo sampai ada ikra di kantor"

Dalam hati mengumpat sial tetapi hanya mengangguk mengiyakan lontaran sang istri sembari menunduk tak berani menatap wajah istrinya sama sekali sepertinya geral tak ada niat pulang setelah lona benar-benar menemukan ikra di kantor.

Akhirnya setelah perdebatan panjang
Mereka berdua berangkat kerja dengan mobil masing-masing dengan posisi mobil geral di belakang mobil lona.
Sampai mereka dikantor disambut hangat oleh para satpam pos kantor yang mengenal mereka berdua terutama geral si anak jendral itu.

"Loh ini kok pisah mobil, kenapa?"

Lontaran salah satu satpam di pos yang dibalas ramah oleh lona tetapi hanya dibalas dengan tatapan tajam oleh geral.

• EUTANASIA •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang