Freya mungkin dikenal sebagai gadis yang periang, selalu tersenyum kepada siapa saja yang menatap atau menyapanya. Namun, tak ada yang tahu bagaimana reaksinya setiap kali berpapasan dengan orang yang diam-diam ia cintai.
Flora Shamila. Gadis yang membuat Freya jatuh cinta sejak masa SD mereka. Meskipun Freya berada di kelas Bahasa dan Flora di kelas Seni Rupa, hal itu tak menghalangi Freya untuk mencari celah agar bisa memperhatikan sosok yang selalu ia kagumi.
Lagipula, materi yang diajarkan di kelas terasa terlalu mudah bagi Freya. Ia lebih memilih untuk mempelajarinya sendiri di rumah daripada mendengarkan penjelasan guru yang panjang namun tanpa daya tarik.
Menurut Freya, cara mengajar para guru terlalu membosankan. Mereka jarang menampilkan inisiatif yang dapat membuat siswa tertarik. Setidaknya, berikan aktivitas yang mampu merangsang pikiran.
Bukan sekadar latihan soal, kerja kelompok, atau presentasi!
Kembali pada kenyataan bahwa Freya kini tengah terpesona oleh Flora yang sedang melukis di bawah pohon di halaman sekolah. Seperti siswa lain di kelas itu, Flora sedang mengerjakan tugas seni yang diberikan.
"Indah sekali," gumam Freya, yang ternyata didengar oleh Olla di sebelahnya. "Siapa yang indah, Fre?" tanya Olla, membuat Freya terkejut hingga hampir menjatuhkan penanya.
"Astaga, bikin kaget aja!" sergah Freya, sementara Olla hanya mengernyit bingung mendengar reaksinya.
Freya menghela napas pelan, lalu menggelengkan kepala. "Pemandangan hari ini indah sekali," ujarnya, beralasan. Olla tampak percaya dan kembali melanjutkan kegiatannya.
Kedua gadis itu pun fokus kembali, namun mata Freya tak pernah benar-benar teralihkan dari sosok Flora. Namun, seketika raut wajahnya berubah ketika melihat Riel, rekan sekelas Flora yang terang-terangan menyukai gadis itu. Riel bahkan sering kali dengan santai merangkul Flora, meski tanpa persetujuan.
Untungnya, Flora bukan tipe yang suka berinteraksi dengan laki-laki, jadi ia selalu menepis rangkulan Riel yang sedikit lancang itu. Senyum Freya muncul saat melihat Adel, sahabat Flora, datang dan langsung mendorong Riel menjauh.
Tak lama kemudian, Freya mendengar teman-teman sekelasnya memberi salam hormat pada guru yang masuk. Ia pun segera mengalihkan perhatiannya pada guru mereka, seorang yang terkenal disiplin dan tidak toleran terhadap siswa yang melamun. Lebih baik ia fokus daripada menerima teguran yang memalukan.
Sesekali, Freya mencuri kesempatan untuk melirik ke arah Flora yang masih duduk di bawah pohon. Namun, tak lama kemudian ia menyadari Flora sudah tidak ada di sana. Rupanya, jam pelajaran telah berganti.
Mau bagaimana lagi, kali ini Freya harus berhenti menatap Flora. Tidak masalah, pikirnya. Masih ada waktu istirahat nanti!
Freya menarik bukunya lebih dekat, mencoba fokus pada pelajaran untuk sementara waktu. Fuh! Membosankan, pikirnya.
Tangannya meraih pena biru, siap menulis, tetapi tiba-tiba senyum kecil terukir di wajahnya. Alih-alih menulis di buku, Freya mencoretkan sesuatu pada pergelangan tangannya.
"Flora imut," itulah yang ia tuliskan. Freya tertawa kecil melihat tulisannya, merasa geli sendiri. Tanpa ia sadari, Olla, sahabatnya, sudah memperhatikan dari tadi.
Olla hanya tersenyum tipis dan menggeleng kecil. Rupanya, Freya tak pernah berubah, masih menyukai gadis yang sama sejak dulu. Haruskah Olla memberitahu Jessi tentang ini? Setidaknya, sebagai sahabat yang supel, Olla mungkin bisa membantu. Namun, Freya terlalu malu-malu untuk memulai.
Olla merenggangkan tubuh untuk mengusir rasa kantuk sambil tersenyum, membayangkan betapa lucunya jika Freya ketahuan menyukai Flora.
Sayangnya, Freya terlalu kaku. Ia bahkan tak berani mengajak Flora berteman. Gunakanlah akalmu, Freya! pikir Olla dalam hati, menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FreFloShoot (+Random)
Short Story[ Up Random ] • Mature • Jangan berdebat tentang siapa yang Dom dan Siapa yang Sub (Tak cokot koe)