part 9

212 13 11
                                    

Setiba nya dikerajaan nya, mereka berempat disambut oleh para prajurit, felix lebih dulu turun dari kudanya lalu membantu meisya turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiba nya dikerajaan nya, mereka berempat disambut oleh para prajurit, felix lebih dulu turun dari kudanya lalu membantu meisya turun. Kayrra dan alvin juga turun setelah itu kuda dan hewan buruan di berikan kepada para pelayan, setelah itu mereka berjalan memasuki istana secara bersamaan, pergi ke kamarnya masing-masing untuk membersihkan diri.

Sedangkan felix harus mengantarkan meisya dulu ke kamarnya sebelum ia kembali ke kamarnya, sesudah mendudukan meisya pada ranjangnya. Satu ajudan atas perintah raja menghadap pada felix memberitahukan sesuatu.

"Salam, pangeran felix, yang mulia raja ingin bertemu dengan anda"

Felix meliriknya, "ya, dimana ayahku?"

"Ada ditaman belakang istana tuan"felix pun segera mengangguk, dan ajudan tersebut pamit dari hadapan mereka.

Mei yang sedikit khawatir menatap cemas pada felix, ia yang paham bahwa mei sedang mengkhawatirkannya hanya bisa tersenyum dan mengusap lembut sebelum akhirnya pergi dari kamar meisya.

Felix melangkah menyusuri lorong istana, dan akhirnya ia sampai dihadapan ayahnya.

"Ada apa ayah memanggilku?"

Dragon menatap dalam anak semata wayang nya itu, "sudah lama kau tidak bertemu dengan ibumu felix, apa kau tidak merindukannya"

Felix tak bergeming, ia sudah mempunyai firasat jika sewaktu-waktu akan ditanyai oleh ayahnya seperti ini.

"Bertahun-tahun nak, ibumu telah menunggu kehadiranmu. Dan aku rasa sekarang lah waktunya yang tepat untuk kau menemuinya."

Felix menahan nafasnya sejenak lalu menghembuskan secara perlahan, ia tidak tau harus berbuat apa, rasa benci saat melihat raga yang menjadi tempat jiwa ibunya tinggal sungguh sangat menyiksa nya, benci dan kerinduan kini menjadi satu.

"Bagaimana felix?"tanya dragon

Tanpa menjawab, felix pun menganggukan kepalanya, melihat sang putra menyetujuinya dragon tersenyum senang,"temui lah ibumu yang sedang berada di perpustakaan"

Setelah itu, felix melangkah menjauh dan menghilang dari sana, menggunakan teleportasi kini ia sudah berada di perpustakaan, ia melirik, menatap kesegala penjuru ruangan tersebut.
Kakinya melangkah perlahan ketika menemukan sang ibu sedang membaca di dekat jendela disudut ruangannya

Chalista yang tengah membelakanginya tak sadar jika felix ada dibelakangnya.

"Bun-bunda"panggil felix

Degg

Jantung chalista terasa berdegup ketika suara yang sangat ia rindukan itu kembali memanggilnya dengan sebutan ibu. Ia pun menoleh mengantupkan bibirnya, tak percaya jika felix yang tengah di hadapannya kini.

"Apa aku tidak salah dengar, ini benar felix putraku"

Felix memejamkan matanya sebentar mengusir rasa kebenciannya terhadap raga itu, dan kegugupannya.

The Dark Cloud [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang