"Kadang gue iri, deh, sama kalian, bisa deket sama ortunya masing-masing."
"Lo salah, Ra. Nggak semua orang kehidupannya bisa kayak lo. Ada yang kayak gue, ada juga yang kayak lo, beda-beda, Ra. Tapi, lo mestinya bersyukur karena lo paling serba berkecukupan di sini,"
•••
"GIMANA, sih, yang milih lagunya di sini. Norak banget nggak, sih, lagunya? Kayak zaman-zaman baheula."
"Yeee, sok tau lo, Zar. Kayak udah lahir aja." Karin yang menyahut begitu yang lain mengangguki saja ucapan Zara. "Eh, Re, gimana, gimana, jalan sama Kevin?" tanya Karin penasaran sekaligus berhati-hati karena di depan mereka adalah para cowok yang salah satunya dikenal sebagai pacar Rea.
Otomatis pertanyaan itu membuat anak-anak nyaris bersamaan menoleh ke narasumbernya.
"Biasa aja."
"Lo keluar dua kali, emang Oma lo nggak ngomel?" tanya Nata. "Apalagi sekarang udah malem."
"Santai, Oma lagi diajak kumpul sama temen-temennya yang pesta."
"Oma yang gaul."
"Eh, tumben amat si Bang Sat ikut nongkrong?" tanya Rea begitu menyadari ternyata ada Satria.
"Apa lo bilang?"
Rea menyesap americano-nya sedikit. "Tumben lo ikutan nongkrong." Kemudian, mengaduk-aduknya lagi guna melarutkan gula di bawah.
"Nggak," geleng Satria. "Tadi, yang tadi."
"Apa, Bang Sat?"
Satria menggebrak pelan meja di depannya membuat beberapa minuman sedikit goyah. "Kampret lo, Re!"
Alis Rea berkerut. "Lah, kan, emang Satria? Gue panggil 'Bang' kagak mau. Aneh."
"Ya gue ogah, orang kita sekelas."
"Serah gue, lah, orang tuaan lo juga."
"Ya gue yang punya nama kagak terima."
"Tapi gue pengen panggil 'Bang' emang nggak boleh?"
"Nggak."
"Pelit! Kalo si Audrey pasti nggak nolak, tuh."
Zara sedikit tertawa. "Ya, iya, lah, Re. Lo baru tahu? Orang alesan si sesat ke sini aja karena ada Audrey."
"Sesat, sesat," Satria protes tidak terima nama baiknya dijelek-jelekkan untuk ke dua kali. "Kagak ngaca lo, bini Jupri!"
Zara mendelik ke arahnya tidak terima sementara nama yang disebut-sebut terakhir juga mendelik, lantas menggeplak bahu Satria di sebelahnya.
"Eh, Girl, gue ada tebak-tebakan, nih. Yang bisa jawab gue yang traktir," ucap Jacky dan tampak menggiurkan para gadis di depannya.
"Apa, apa, pertanyaannya? Drey suka dikasih pertanyaan," kata Audrey antusias begitu menjauhkan minumannya.
Kalau melihat Audrey seperti itu, bagi Satria sangat menggemaskan apalagi gadis itu menyebut-nyebut namanya sendiri saat berbicara, bukan dengan embel-embel 'aku-kamu' atau 'lo-gue'.
Jacky terlihat serius menyiapkan pertanyaan. "Kalian tahu hewan, hewan apa yang kalo diinjak-injak tapi nggak bisa ngomel?"
Mereka tampak sama-sama berpikir, memutar otak. Tapi sepertinya seumur hidup Audrey, dia baru sekarang merasakan otaknya berjalan lambat begitu dikasih pertanyaan dari Jacky, begitu juga dengan Nata yang sekarang diam-diam ikut berpikir walaupun pertanyaan itu bukan untuknya. Sialnya, itu pertanyaan jebakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATAREL✔️
Teen FictionKalau saja sandiwara sialan itu tidak ada, Rea tidak akan terjebak dalam cintanya sendiri. Kalau saja dia tidak dekat dengan Devon, crush sahabatnya, mungkin Rea tidak akan menerima ajakan berpacaran pura-pura dengan si pencuri, berandalan Abipraya...