BAB 43

491 34 2
                                    

  
                      Dyna duduk termenung sambil menikmati pemandangan padi dan tiupan angin di belakang rumah opahnya. Dia memejam matanya, perlahan-lahan dia menarik nafas lalu menghembus.

Air matanya bertakung sedikit apabila dia membuka mata. Fikirannya serabut memikirkan apa yang bakal terjadi di hari-hari lain. Sejujurnya, dia berasa amat rindukan kebahagiaan dia dahulu.

Tanpa dia sedari, air matanya perlahan-lahan mengalir.

" Kenapa aku menangis ni? " Soalnya sendiri sambil menyeka air matanya.

Tetapi, air matanya tetap mengalir dengan lebih deras.

" Kenapa nangis Dyna? Apa yang kau fikirkan ni? Banyak sangat ka masalah yang kau kena hadap?" Marahnya.

Dia menyeka kasar air matanya. Benci sungguh dirinya dengan sifat yang mudah menangis secara tiba-tiba.

" Akak ok ka? " Tegur Mia dari arah belakang Dyna.

" Hah? " Dyna sedikit terkejut dengan teguran Mia yang datang secara tiba-tiba itu.

" Mata akak merah.. Akak menangis? " Soal Mia yang melihat mata Dyna sedikit kemerahan.

" Tak lah, tadi ada habuk masuk. Pedih la.. so akak gosok mata. Taktau pula merah.." kata Dyna.

" Ouh... Itu abang Sam datang.. " kata Mia.

" Lama dah dia sampai? " Soal Dyna.

" Tak lah.. baru sampai" sampuk Sam sambil berjalan ke arah Dyna dan Mia.

" Mia masuk rumah dulu.. akak jangan lupa pergi rumah akak Dee malam ni. Family dia buat BBQ. Ajak abang Sam sekali." Kata Mia, lembut.

Dyna dan Sam menganggukkan kepala mereka. Mia terus berlalu pergi meninggalkan Dyna dan Sam.

" Tak cakap pun Sam nak datang.." kata Dyna.

" Ada la.. Sam dah mesej tadi, Dyna yang tak baca.. satu tick pula tu." Kata Sam, lembut.

" Ya eh? Sorry laa, phone Dyna habis bateri" kata Dyna.

" Kenapa mata merah tu? Dyna nangis? " Soal Sam yang melihat mata Dyna sedikit kemerahan.

" Datang sorang ke? " Soal Dyna. Cuba untuk tidak menjawab soalan Sam.

" Answer my question first. You just cried right? " Soal Sam sekali lagi.

" Hm.. mana ada.. habuk masuk mata la tadi.. Dyna gosok la.. taktau pula merah" kata Dyna.

" Liar. " Kata Sam.

" Betul... Tak nangis la.. habuk yang salah." Kata Dyna lagi.

" Kenapa menangis? Tell me.. " kata Sam, lembut.

Dyna yang mendengar kata-kata Sam terus mengalirkan air matanya.

" Hey.. it's okay.. kenapa menangis? Dyna ada masalah?" Soal Sam, lembut.

" Dyna rindu babah dan mama.. Dyna rindu Eiman.." kata Dyna sambil air matanya deras mengalir.

Sam terus menarik Dyna didalam dakapannya. Sam mengusap perlahan kepala Dyna.

" It's okay.. " kata Sam dengan nada yang lembut.

" I miss them so much. I don't know why but, It's hurt me so much" kata Dyna.

Merindukan orang yang sudah meninggalkan kita? Rasa sakit yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Akhirnya, air mata yang menjadi jalan terbaik untuk melepaskan segala rasa sakit dan rindu yang berada didalam hati kita.

Endyna Daisha: HER REVENGE [C]Where stories live. Discover now