Sebelum baca tolong VOTE dulu ya gais ☺️
Dan jangan lupa penuhi paragraf dengan komen kalian 😉
────────────────────────────────────────────Pengunjung pantai yang lalu lalang terlihat tertarik pada tiga lelaki yang berbaring di pinggir pantai dan dalam kondisi mata mereka yang sama-sama terpejam.
"Mereka bertiga tampan sekali."
"Apa mereka korban tenggelam lalu terseret hingga pinggir pantai?"
"Sepertinya mereka masih hidup."
"Pakaian mereka aneh. Apa mereka sedang syuting film?"
"Eh lihat, ada yang sudah bangun."
"Sepertinya mereka tidak habis tenggelam tapi hanya tidur, ayo pergi."
Mungkin karena suara berisik di sekitarnya yang membuat kesadaran Marlon tertarik sepenuhnya. Tangannya terangkat ke depan wajah untuk melindungi mata telanjangnya dari cahaya matahari yang menyilaukan. Marlon kemudian mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk. Keningnya berkerut keheranan saat mengamati tubuhnya yang terlihat baik-baik saja tanpa adanya setitik luka.
Lalu saat pandangan Marlon bergulir ke sekitar, kerutan di keningnya semakin dalam diikuti ekspresi wajahnya yang tampak skeptis. Marlon tahu saat ini ia berada di pinggir pantai. Tapi yang membuat Marlon kebingungan adalah situasi yang ada di sekitarnya. Selain pakaian tak lazim yang dikenakan manusia-manusia yang lalu lalang di dekatnya, Marlon melihat bangunan-bangunan, serta benda-benda aneh yang baru kali ini ia lihat dan jumpai.
"Zale." Karena tak ingin kebingungan sendiri, Marlon menepuk bahu Zale untuk membangunkan lelaki itu.
Marlon sadar ada Zale dan Vasillis yang berbaring di dekatnya, namun sebelumnya ia sengaja mengabaikan keduanya karena lebih tertarik untuk mengamati situasi di sekitarnya yang tampak aneh.
"Kita masih hidup?" kata Zale setelah membuka mata lalu bangkit dari posisi berbaringnya. Tangannya bergerak menyentuh tubuhnya sendiri dan tidak merasakan sakit apapun. "Tubuh saya terasa bugar dan tidak ada satupun luka, bagaimana mungkin, Jenderal?"
"Aku juga tidak tahu." sahut Marlon yang saat ini masih celingukan mengamati sekitar.
"Kita berada di mana?" Zale sama halnya dengan Marlon, ekspresi bingung nampak jelas di wajahnya tatkala pandangannya menjelajah untuk mengamati sekitar.
Marlon tak menjawab karena ia sendiri juga tidak tahu mereka ada di mana.
"Vasillis, buka matamu." Sementara pandangan Zale masih sibuk mengamati sekitar, tangannya bergerak mengguncang tubuh Vasillis yang masih berbaring dan memejamkan mata.
Panggilan Zale dan guncangan di tubuhnya langsung membuat Vasillis membuka mata. "Silau sekali," keluhnya dengan mata menyipit.
"Kita mengalami kejadian aneh." Zale menyebut kejadian yang sedang mereka alami aneh karena keadaan mereka sekarang baik-baik saja setelah tragedi yang menimpa mereka. Tak hanya itu, kini merada berada di tempat asing dengan peradaban yang aneh.
"Wow, apa kita berada di surga? Aku tidak menyesal sudah mati karena ada banyak makhluk seksi di sini." ujar Vasillis yang kini berbaring miring dan menopang kepalanya dengan satu tangan. Bibirnya melengkung membentuk senyum, matanya tampak berbinar melihat wanita-wanita di dekatnya yang setengah telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time and Destiny
FantasíaMarlon merupakan sosok yang begitu disegani dan dihormati karena ia menjabat sebagai jenderal militer di Kekaisaran Siregal. Tetapi, siapa yang akan mengira jika reputasi yang telah Marlon bangun dengan susah payah, hancur dalam sekejap mata setelah...