Jangan lupa vote dan komennya 😙
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────Marlon terpaksa tidur di ranjang yang sama dengan Halley, karena Halley mengancam akan berteriak jika ia tidur di ruang tamu. Marlon tentu saja tidak ingin Halley membuat kegaduhan dan membangunkan seluruh penghuni rumah ini. Kini keduanya sudah berbaring di atas ranjang dengan wajah menghadap langit-langit kamar. Sementara ada guling yang sengaja Marlon letakkan di tengah-tengah mereka sebagai pembatas.
"Bagaimana kegiatanmu hari ini?" Marlon terdengar memecah keheningan di antara mereka.
"Aku menjalani syuting seperti biasanya. Oh ya, aku tadi mendapat adegan ciuman lagi dengan Alan, kau tidak cemburu mendengarnya?"
"Aku tidak berhak untuk cemburu."
Halley menyingkirkan guling yang memisahkan jarak antara mereka. Marlon merebutnya lalu mengembalikan guling itu ke tengah. Halley menyingkirkannya lagi dan membuangnya dengan serampangan hingga guling itu jatuh ke lantai.
"Saat dua orang berduaan, yang ketiganya adalah setan. Guling itu adalah setan. Jangan sampai ada setan di antara kita," celoteh Halley sambil mendekat dan memiringkan tubuhnya menghadap Marlon.
Marlon menoleh sekilas sebelum meluruskan pandangan lagi untuk menghadap langit-langit kamar. Ia tak berniat menanggapi celotehan Halley yang tidak bermutu.
Telunjuk Halley bermain-main di dada Marlon yang berbalut kaos. Lalu sentuhannya turun dan terus turun seiring kalimat yang keluar dari bibirnya. "Ada perempuan cantik di dekatmu. Apa kau tidak ingin menerkamnya?"
Sebelum telunjuk Halley menyentuh bagian bawah perutnya, Marlon terlebih dulu mencekal tangan perempuan itu dan menyingkirkannya. "Tutup mulutmu dan cepat tidur," desis Marlon dengan aksen diseret penuh penekanan.
"Tidak mau. Aku belum mengantuk."
Bukannya mematuhi perkataan Marlon, Halley justru membawa tubuhnya ke atas tubuh Marlon. Sebelum Halley berhasil menciumnya, Marlon menahan wajah Halley dengan telapak tangannya.
"Jangan aneh-aneh, Halley."
"Tidak aneh-aneh. Aku hanya ingin menciummu."
Halley menyingkirkan tangan Marlon dari wajahnya, lalu ia berusaha mencium bibir Marlon kembali. Marlon terus berkelit menghindari ciumannya, bahkan berusaha menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuh lelaki itu. Halley tentu saja tidak ingin menyerah dan justru semakin bersemangat memaksakan kehendaknya. Hingga di detik berikutnya, tindakan Halley membuat Marlon jatuh dari atas ranjang dengan Halley yang juga ikut jatuh. Marlon dengan sigap melindungi kepala Halley dengan tangannya, supaya kepalanya tidak langsung membentur lantai.
Bukannya meringis sakit setelah jatuh dari ranjang, Halley justru tergelak lantaran merasa lucu. "Ah, romantis sekali kita."
Marlon menatap Halley seolah perempuan itu makhluk paling aneh di muka bumi ini. Bisa-bisanya jatuh dari ranjang disebut romantis.
Marlon berdiri dan mengulurkan tangannya. "Ayo kembali ke atas ranjang."
"Gendong." Halley menaikkan kedua tangannya, meminta digendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time and Destiny
خيال (فانتازيا)Marlon merupakan sosok yang begitu disegani dan dihormati karena ia menjabat sebagai jenderal militer di Kekaisaran Siregal. Tetapi, siapa yang akan mengira jika reputasi yang telah Marlon bangun dengan susah payah, hancur dalam sekejap mata setelah...