25. Jealous?

6.6K 1.2K 684
                                    


Begitu membuka mata di pagi hari, yang Valerie lakukan setelah meninggalkan ranjang adalah keluar dari kamarnya dan mendatangi kamar Arsen, untuk sekadar memastikan apakah lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu semalam pulang ke rumah atau tidak.

Walau status mereka adalah sepasang suami istri, tapi mereka tidur di kamar terpisah dan hal ini sudah terjadi sejak pertama kali mereka pindah ke rumah ini. Tidak hanya tidur di kamar terpisah, mereka berdua dapat dikatakan jarang berinteraksi. Bagaimana mereka akan berinteraksi sementara Arsen sendiri selalu pulang hampir tengah malam dan ketika itu Valerie sudah terlelap. Bahkan tak tak jarang Valerie mendapati Arsen pulang di pagi hari, entah apa yang dilakukan lelaki itu hingga tidak pulang semalaman.

Valerie bisa saja membayar seseorang untuk menguntit Arsen, mencari tahu apa saja yang dilakukan lelaki itu saat di luar rumah. Tapi Valerie tidak melakukannya. Ia tidak siap menerima kenyataan yang disinyalir akan melukai hatinya, contohnya saja seandainya Arsen memiliki wanita lain di luar sana.

Bukan kehidupan pernikahan seperti ini yang Valerie impikan. Namun, inilah resiko yang harus Valerie terima setelah melakukan cara kotor demi mendapatkan pujaan hatinya. Walau hingga sekarang ia belum berhasil mendapatkan hati Arsen, tapi Valerie tak inging menyerah terhadap kehidupan pernikahannya. Ia akan menunggu Arsen menerimanya, sekalipun menghabiskan waktu lama untuk menunggu, Valerie tidak keberatan.

Pada saat Valerie masuk ke kamar Arsen, ternyata kamar itu tidak berpenghuni. Mustahil Arsen sudah berangkat kerja di pagi buta seperti sekarang. Hanya satu kemungkinan kenapa kamar ini kosong, yaitu Arsen tidak pulang semalaman.

Saat menuju dapur untuk mengambil minum, Valerie melihat pintu utama terbuka dan sosok Arsen masuk ke dalam rumah. Valerie mengamati penampilan Arsen yang tergolong kacau. Kemejanya tampak kusut dengan bagian bawah yang tidak dimasukkan rapi ke dalam celana. Jasnya disampirkan ke lengan kirinya. Wajahnya terlihat lelah dan tidak segar seolah kurang tidur. Sementara rambut Arsen yang biasanya disisir rapi kini tampak berantakan.

"Tidur di mana kau semalam?" Valerie sebenarnya tidak siap mendengar jawaban Arsen, seandainya kejujuran Arsen justru akan melukai hatinya. Tapi Valerie juga tidak mungkin abai begitu saja melihat Arsen tidak pulang semalaman.

"Bukan urusanmu," jawab Arsen dengan nada tidak ramah seperti biasanya.

Valerie tidak sengaja melihat noda lipstik di lipatan kerah kemeja Arsen yang berwarna biru muda. Valerie lantas menghadang langkah Arsen yang ingin menuju ke kamar, lalu ia menyingkap kerah kemeja Arsen untuk memastikan dugaannya.

"Kau tidur dengan wanita lain?" tanya Valerie setelah memastikan bahwa itu memang noda lipstik.

Arsen tidak menjawab, ia menyentak tangan Valerie yang masih memegang kerahnya.

"Arsen!" Valerie mengekor langkah lelaki itu. "Aku tidak terima kalau kau selingkuh di belakangku!"

"Kau boleh mengajukan cerai jika tidak terima." Tanpa ingin melanjutkan perdebatan dengan Valerie lagi, Arsen menutup pintu kamar dan menguncinya, mengabaikan Valerie yang sekarang menggedor-gedor pintunya.

*****

Marlon yang saat ini duduk di meja makan dan menikmati sarapannya, melihat Halley menuruni tangga sambil meregangkan kedua tangan ke atas kepala dan menguap lebar. Saat perempuan itu mendekat, Marlon memilih bersikap abai dan mengalihkan pandangan ke arah mana saja, asal bukan menatap ke arah Halley. 

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang