28. Intimate

7K 1.2K 1K
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙

Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────

Selama Arsen dan Halley duduk di meja yang sama dalam acara pesta pernikahan itu, keduanya mengobrol ringan membahas apa saja asal bukan pembahasan tentang kisah asmara mereka di masa lalu. Arsen cukup tahu diri untuk menghindari topik pembicaraan yang akan membuat Halley tak nyaman dan berakhir merajuk padanya.

"Aku dengar dari mom, papa akan menjodohkan Elio dengan putri bungsu Ronald Seranno. Dan Elio setuju dengan keputusan papa," ujar Arsen bercerita.

"Oh ya?" Halley sedikit terkejut dengan kabar yang disampaikan Arsen barusan. "Siapa putri bungsu keluarga Seranno? Seperti apa orangnya?"

Walau Halley tidak mengenal baik siapa itu Ronald Serrano, tapi Halley sedikit mengetahui fakta bahwa Ronald Serrano merupakan salah satu taipan di negara ini dan sekarang menjabat sebagai menteri pertanian. Hanya sebatas itu yang Halley ketahui.

"Namanya Tiffany. Aku juga belum pernah bertemu dengannya. Tapi kata mom, dia womenpreneur yang cerdas dan cantik."

"Memangnya Tiffany pebisnis a....," Halley memotong kalimatnya sendiri setelah mendengar suara feminin yang memanggil nama Marlon.

Halley menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah suara Rachel yang kini menempati meja di samping meja Halley berada. Rachel sempat melayangkan tatapan tidak ramah padanya dan Halley pun membalasnya dengan mata melotot. Hubungannya dengan Rachel belum membaik hingga sekarang, sehingga Halley juga tak sudi untuk beramah tamah dengan perempuan yang memiliki dada besar hasil implan itu.

Karena posisi Marlon ada di belakangnya dan Rachel sendiri duduk di meja yang ada tepat di sebelahnya, membuat Halley mendengar sebagian banyak apa yang Rachel bicarakan dengan Marlon. Rachel berkata pada Marlon, beberapa waktu lalu Rachel menghubungi Guardians Company dan ingin menyewa Marlon untuk jangka panjang. Tapi bagian layanan perusahaan itu mengatakan bahwa Marlon sedang dalam masa kontrak untuk jangka panjang.

Apakah Halley harus berterima kasih pada Elio, karena Elio mendapatkan kontrak dengan Marlon terlebih dulu sebelum Rachel?

Halley kemudian melirik ke samping, di mana Rachel sedang memberikan kartu namanya pada Marlon. Lalu Rachel meminta Marlon agar menghubunginya jika Marlon sudah menyelesaikan kontrak dengannya.

"Halley?" panggil Arsen karena Halley tidak menggubrisnya.

"Ya? Apa?" sahut Halley sambil menatap lelaki yang dulu pernah sangat ia cintai itu.

"Aku tadi bertanya, kenapa kau tidak melanjutkan ucapanmu sebelumnya."

Halley mengerutkan kening dan kemudian ia mengibaskan tangan. "Aku sudah lupa." Tangannya kemudian terulur meraih gelasnya yang berisi air putih lalu meminumnya.

Arsen tampak menatap Halley penuh pengamatan. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, sepertinya Halley terusik dengan interaksi Marlon dan perempuan yang ia ketahui juga berprofesi sebagai artis.

"Bukankah perempuan itu yang tempo lalu bertikai denganmu?" tanya Arsen dengan nada rendah.

Halley menganggukkan kepala sebagai jawaban.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang