06. Shouted

10.6K 1.7K 455
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

"Halo, dengan siapa saya bicara?"

"Aku Vasillis. Apa benar ini nomor Halley?" tanya Vasillis begitu panggilan tersambung.

Marlon dan Zale melirik ketika Vasillis menyebut nama Halley.

"Aku manajernya."

"Majer itu apa?"

"Manajer bukan majer."

"Ya itu. Apa artinya?"

Hening.

"Halo...halo."

"Aku manajernya, orang yang mengelola pekerjaan Halley. Apa kau menghubungiku untuk urusan pekerjaan?"

"Tidak. Aku hanya ingin berbicara dengan Halley. Bisakah kau memberikan nomor Halley padaku?"

"Maaf, aku tidak bisa sembarangan memberikan nomor Halley. Apalagi pada orang yang tidak berkepentingan."

"Aku....," Vasillis menelan kembali ucapannya karena panggilan telah terputus.

"Kau gagal bicara dengan Halley?" tanya Zale.

"Ternyata yang tercantum dalam internet bukan nomor Halley, tapi nomor majernya," ucap Vasillis lesu, padahal ia ingin sekali berbincang dengan Halley.

"Tapi dia mengenal Halley, bukan? Besok kau bisa menghubunginya lagi dan bertanya nomor ponsel Halley," ujar Zale memberi saran.

"Ya. Besok aku akan menghubunginya lagi," sahut Vasillis.

"Sudah malam, ayo tidur." Marlon berlalu dari ruang tamu menuju kamar.

"Ayo, Vasillis." Zale juga akan masuk ke kamar lain yang ia tempati bersama Vasillis.

"Duluan saja, aku belum mengantuk." Vasillis masih ingin bermain ponsel.

*****

Pada saat matahari terbit, Marlon, Vasillis dan Zale sudah berada di pasar dan langsung sibuk dengan pekerjaan mereka sebagai kuli panggul. Berbeda dengan Marlon dan Zale yang bekerja dengan penuh semangat seperti biasanya, pagi ini Vasillis justru tampak tidak fokus dan seolah tidak bertenaga. Bahkan Vasillis baru saja menjatuhkan satu keranjang jeruk yang ia panggul karena kakinya tersandung.

"Hei, kau tidak apa-apa?" Itu adalah suara Andy, rekan sesama kuli panggul yang melihat Vasillis tersandung.

"Aku tidak apa-apa, hanya jeruk-jeruknya saja yang menggelinding," decak Vasillis sambil memunguti jeruk yang terjatuh dari keranjang.

"Lain kali berhati-hatilah." ujar Andy sebelum melewati Vasillis untuk mengantarkan barang yang ia panggul ke pedagang di dalam pasar.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang