09. Win

8.4K 1.5K 380
                                    

Jangan lupa vomennya...

────────────────────────────────────────────

"Marlon! Marlon! Marlon!" teriakan Halley dan Vasillis terdengar menyemangati Marlon yang kini bertarung di dalam arena. 

"Suaramu bisa serak jika teriak-teriak seperti itu." Sonia yang duduk di samping Halley memperingatkan majikannya tersebut.

Halley tentu saja mengabaikan ucapan Sonia. Menyaksikan kompetisi adu kekuatan secara langsung seperti sekarang, sangat seru bagi Halley. Tentu saja ia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk mengekspresikan kegembiraannya.

"Uhh, hampir saja wajah tampannya terkena bogem," seru Halley saat Marlon berhasil menghalau pukulan lawan.

Halley kembali berteriak ketika Marlon menendang lawan hingga punggung lawan membentur jeruji besi yang mengelilingi arena pertarungan. "Ya! kalahkan dia!"

Lalu di detik berikutnya, Marlon memberikan pukulan bertubi-tubi pada lawan hingga sang lawan jatuh tersungkur dengan wajah yang berlumur darah. Halley meringis ngeri melihatnya.

"Marlon beruntung mendapatkan lawan yang kekuatannya berada jauh di bawahnya," ujar Vasillis berpendapat.

"Itu tandanya Marlon sangat hebat karena mampu mengalahkan lawan dengan cepat," sahut Halley menyelipkan sebuah pujian dalam kalimatnya.

"Yey!" Halley bertepuk tangan meriah saat wasit mengumumkan kemenangan Marlon.

Begitupun Vasillis yang bersiul keras untuk mengiringi kemenangan Marlon. Sonia pun yang mulanya tampak enggan menyaksikan pertarungan, kini juga ikut bertepuk tangan karena larut dalam euforia kemenangan Marlon.

Beralih pada Zale yang sejak tadi berdiri di dekat arena pertarungan. Begitu Marlon turun dari arena, Zale memberikan air mineral dan Marlon langsung meneguknya.

Kemudian Zale memberikan baju yang tadi Marlon lepas sebelum masuk arena. "Luar biasa, kau mengalahkannya kurang dari dua menit," ujarnya.

"Aku hanya sedang beruntung," sahut Marlon seraya memakai kembali bajunya.

Wasit memanggil peserta selanjutnya setelah arena pertarungan selesai dibersihkan.

"Giliranmu," ujar Marlon karena wasit baru saja memanggil nama Zale.

Zale melepas bajunya dan ia titipkan pada Marlon. "Dengar-dengar, lawanku adalah salah satu petarung terbaik dalam pertarungan bawah tanah ini."

"Kau pasti bisa mengalahkannya," sahut Marlon memberikan semangat.

"Ya, semoga saja keberuntungan berpihak padaku." ujar Zale sebelum naik ke atas arena pertarungan.

"Marlon!" panggil Halley dan Marlon langsung menoleh ke belakang karena Halley dan yang lain memang menempati bangku penonton paling depan.

"Duduk sini." Halley menepuk bangku kosong yang sebelumnya ditempati oleh Sonia.

Marlon mendekat kemudian duduk di dekat Halley. "Ke mana temanmu?" tanyanya pada perempuan yang sebagian wajahnya tertutup masker itu.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang