Vote dulu yuk sebelum baca
Dan jangan lupa ramein komen 😙────────────────────────────────────────────
Halley bercerita pada Sonia terkait kejadian yang baru saja dialaminya. Tepatnya adalah kejadian saat ia bertengkar dengan Rachel, lalu Marlon datang di tengah-tengah mereka dan memihak pada Rachel dengan melindungi Rachel dari serangannya. Sementara itu, kendaraan yang mereka tumpangi kini menuju ke apartemen Halley dengan dua pengawal pribadi Halley yang duduk di depan.
"Marlon? Memangnya ada hubungan apa Marlon dengan Rachel?" ujar Sonia begitu Halley selesai bercerita.
"Mana aku tau! Aku juga tidak sempat bertanya," ketus Halley yang masih dilingkupi kekesalan.
"Apa kedekatan mereka seperti sepasang kekasih?"
"Marlon melindungi monyet itu, tentu mereka seperti sepasang kekasih."
"Jika hanya bersikap melindungi, seorang pengawal juga bisa melakukannya, Halley. Lagi pula Rachel sering membawa pengawal pribadi bersamanya, bukan? Mungkin Marlon alih profesi sebagai pengawal pribadi."
"Entahlah. Aku tidak peduli hubungan apa yang terjalin antara Marlon dengan monyet itu. Yang jelas aku marah pada Marlon karena dia membela monyet itu." Nada bicara Halley terdengar kesal, namun juga tersirat sebuah kekecewaan. Oh, siapa yang tidak kecewa jika orang yang telah ia anggap sebagai teman justru berpihak pada musuhmu?
"Sebaiknya kita bawa kasus ini ke jalur hukum. Bekas tamparan di pipimu dan goresan kuku pada lenganmu bisa dijadikan bukti," usul Sonia.
"Tidak usah. Sebenarnya aku yang terlebih dulu menyerang monyet itu." Halley menghela napas panjang untuk sekadar menetralkan emosi dalam dirinya. "Aku tersinggung dengan ucapannya dan aku langsung menendang bokongnya saat itu juga. Kemudian dia menjambak rambutku dan aku juga membalas dengan menjambak rambutnya."
"Apa Rachel masih menuduhmu menjalin hubungan spesial dengan Tuan Ken?"
Tuan Ken yang Sonia maksud adalah pemilik salah satu stasiun televisi. Singkat cerita, Rachel sempat memergoki Halley dan Tuan Ken berada di hotel. Padahal Halley sendiri juga tidak sengaja bertemu dengan Tuan Ken. Tetapi, saat itu Tuan Ken dan Halley memang sempat berbincang di lounge hotel. Hanya sebatas berbincang, tidak lebih, apalagi menginap bersama seperti yang Rachel tuduhkan.
"Ya. Aku yakin monyet itu tau aku tidak memiliki hubungan spesial dengan Tuan Ken. Monyet itu hanya ingin mencari gara-gara saja denganku."
"Apa ada yang melihat kalian bertengkar, dan bahkan mengabadikan pertengkaran kalian?" tanya Sonia kemudian.
"Kurasa tidak."
Jawaban Halley membuat Sonia lega karena ia pun juga tak ingin pertengkaran Halley dengan Rachel menjadi konsumsi publik.
Ponsel Halley berdering dan ia mengangkat panggilan tersebut setelah melihat siapa yang menghubunginya.
"Aku sudah memanggil dokter untuk mengobati lukamu."
"Jangan berlebihan. Ini hanya luka kecil. Aku bisa mengobatinya sendiri," protes Halley.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time and Destiny
FantasyMarlon merupakan sosok yang begitu disegani dan dihormati karena ia menjabat sebagai jenderal militer di Kekaisaran Siregal. Tetapi, siapa yang akan mengira jika reputasi yang telah Marlon bangun dengan susah payah, hancur dalam sekejap mata setelah...