38. Almost

5.7K 1.1K 876
                                    

Malam....

Jangan lupa vote dan komennya yak 😉
────────────────────────────────────────────

Kedatangan Bill ke kota itu adalah untuk mengisi seminar di salah satu kampus yang juga menjadi kampus di mana dulunya ia menimba ilmu. Dan setelah mengisi seminar siang itu, Marlon menemani Bill singgah ke panti asuhan yang merupakan tempat Bill dibesarkan sebelum diadopsi oleh orang tua angkatnya.

Sebelumnya Bill juga sudah bercerita pada Marlon, bahwa Bill tumbuh besar di panti asuhan sebelum diadopsi oleh pasangan suami istri yang tidak memiliki keturunan. Sementara kedatangan Bill ke panti asuhan hanya sekedar mengenang masa kecil Bill selama tinggal di sana. Selain itu, Bill juga mengenal baik pemilik yayasan dan menjadi donatur tetap di panti asuhan tersebut.

Bill juga memanfaatkan keberadaannya di kota itu untuk mengunjungi rumah keponakannya yang berasal dari garis keturunan orang tua angkatnya. Keponakan-keponakan Bill lainnya juga berkumpul di sana untuk menyambut kedatangan Bill.

Pertemuan itu berlangsung sederhana dan penuh dengan nuansa kekeluargaan. Mendengar obrolan antara Bill dengan saudara-saudaranya yang tidak memiliki hubungan darah dengan Bill, Marlon mendapat pengetahuan bahwa ternyata Bill yang berjasa terhadap keberhasilan mereka lantaran Bill yang memberikan mereka modal usaha. Semua keponakan Bill berprofesi sebagai pengusaha, mereka memiliki bisnis beragam dan keseluruhannya menuai sukses. Ada yang memiliki bisnis ternak sapi, ternak ayam, kuliner, penyewaan mobil, hingga bisnis ikan hias yang mampu menembus pasar ekspor. Dan mereka tampak antusias saat bercerita tentang perkembangan bisnis mereka masing-masing.

Kemurahan hati Bill dan sikap dermawan yang dimiliki sungguh membuat Marlon kagum. Bill adalah sosok inspiratif. Dibesarkan di panti asuhan tanpa tahu siapa orang tua kandungnya, lalu diadopsi oleh pasangan suami istri yang hidup sederhana, Bill bisa membuktikan bahwa dia bisa meraih kesuksesan. Tapi sayang, Bill menjadi sosok kurang beruntung setelah ditinggalkan istri serta kedua anak yang begitu dicintainya.

Sebelum pulang ke hotel tempat mereka menginap, Bill mengajak Marlon singgah ke sebuah restoran sederhana untuk makan malam. Saat berkunjung ke rumah saudaranya tadi, Bill menolak saat ditawarkan makan. Ternyata alasan Bill menolak karena Bill ingin makan malam di sini, karena restoran ini merupakan restoran bersejarah bagi Bill. Dulu, Bill pernah bekerja paruh waktu di restoran ini untuk membantu perekonomian orang tua angkatnya. Begitulah yang Marlon dengar dari cerita Bill.

Sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang, Bill disibukkan dengan tablet miliknya. Sementara itu, Marlon memilih membalas beberapa pesan dari Halley yang masuk ke ponselnya. Halley bertanya ia sedang apa, apakah ia sudah makan, ia menginap di mana dan besok ia pulang jam berapa. Marlon membalas satu persatu pertanyaan Halley, lalu ia bertanya balik apakah perempuan itu sudah pulang ke apartemen. Beberapa detik kemudian, pesan balasan dari Halley masuk dan Halley mengatakan bahwa dia sedang berkunjung ke kediaman orang tuanya.

Marlon dan Bill refleks mengalihkan tatap ke arah luar melalui dinding kaca yang berada di belakang Bill, tatkala terdengar suara teriakan wanita dan saat itu juga ternyata sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Kejadian itu begitu cepat. Tetapi, sebelum mobil itu menabrak restoran dan sepertinya mobil itu juga akan menghantam meja yang ditempati Marlon dan Bill, Marlon langsung melesat lalu menarik Bill menjauh.

Mobil itu menghantam dinding kaca restoran, menimbulkan suara yang memekakkan telinga. Selanjutnya mobil itu menghantam pengunjung restoran yang kebetulan berada tepat di belakang kaca. Teriakan dari para pengunjung mengiringi insiden barusan.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang