24. Make sure

6.4K 1.2K 427
                                    

Malam....

Jangan lupa vomennya gais.
────────────────────────────────────────────

"Hati-hati, menatap seseorang terlalu lama bisa menumbuhkan perasaan yang tak biasa." Sonia yang sedang memijat pundak Halley, berkomentar lantaran Halley menatap Marlon terlalu lama.

"Itu sudah terjadi padaku."

"Apa?"

"Perasaan yang tidak biasa itu sudah tumbuh, seperti yang kau ucapkan. Aku menyukainya dan sialnya aku ditolak."

Butuh waktu beberapa saat bagi Sonia untuk menelaah perkataan Halley. "Kau berkata jujur pada Marlon kalau kau menyukainya dan Marlon menolakmu?" tanyanya memastikan.

"Hmm," gumam Halley sambil menatap Marlon yang berada tidak jauh dari keberadaannya. Kebetulan lelaki itu juga usai menatapnya dan langsung membuang pandangan di detik yang sama. Halley menipiskan bibir karenanya.

Sonia menggeleng-gelengkan kepalanya. Ekspresi wajahnya terlihat skeptis. "Bisa-bisanya kau duluan yang mengungkapkan perasaan. Dan kau masih bisa sesantai itu setelah ditolak? Kalau aku jadi kau, aku memilih menutup wajahku saat bertatap muka dengan Marlon."

"Aku tipe orang yang suka blak-blakan. Dari pada memendam perasaan dan justru membuatku gelisah, lebih baik mengutarakannya langsung. Dan aku juga tidak malu dan merasa terhina setelah ditolak, atau bersikap seolah duniaku akan runtuh saat itu juga. Ditolak itu suatu hal yang wajar-wajar saja, bukan seperti aib dan penyesalan yang luar biasa."

"Kira-kira, mengapa dia menolakmu?"

"Dia pernah bilang, dia ingin bekerja secara profesional. Mungkin karena itu dia menolakku. Padahal aku yakin, sebenarnya dia juga memiliki perasaan padaku."

"Bagaimana kau bisa yakin?"

"Sikapnya sedikit berbeda, dia menjadi canggung saat aku menatapnya. Selain itu, dia juga tidak mendorongku saat aku menciumnya."

"Apa!" pekik Sonia dan Halley langsung memukulnya dengan lembaran naskah. "Jadi kau mencium Marlon duluan?" lanjutnya berbisik.

Halley menganggukkan kepala dengan santai. Lagi pula, yang terjadi memang demikian, bukan?

"Ada banyak pria yang ingin mendekatimu, tapi kau malah jatuh hati pada lelaki aneh dan minim ekspresi seperti Marlon."

"Walau dia aneh dan minim ekspresi, tapi dia begitu perhatian dan protektif padaku. Sikap itulah yang membuatku suka padanya.

"Kau ini bagaimana, dia kan pengawalmu. Wajar bila dia perhatian dan protektif padamu."

Halley mengedikkan bahu. "Sudah, jangan mengajakku bicara. Aku perlu konsentrasi."

Halley lantas menghafal naskah untuk adegan syuting berikutnya. Sementara tangan Sonia masih bergerak memijat pundak Halley.

*****

Jadwal syuting Halley hari ini hanya sampai sore. Karena tidak memiliki kegiatan lagi setelahnya, Halley menggunakan waktu luangnya untuk melakukan perawatan rambut di salon. Halley tentunya tidak sendiri, ada Marlon yang selalu menemani kemana pun Halley pergi.

About Time and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang