Jangan lupa vote dan komennya 😙
Selamat membaca!
────────────────────────────────────────────"Apa yang kau lamunkan?" tanya Sonia yang melihat Halley termenung.
"Siapa yang melamun? Kau tidak lihat aku sedang menghafal dialog?" Halley mengelak meski sebenarnya ia memang sedang melamun.
"Oh ya? Apa kau memiliki kemampuan membaca tulisan terbalik?" Sonia mengedikkan dagu pada naskah yang sedang Halley baca.
Halley menatap naskah yang sedang ia pegang. Ia lantas memutar naskah tersebut karena ternyata naskahnya terbalik. Benar-benar konyol, rutuknya pada diri sendiri.
Tingkah Halley tentu saja membuat Sonia tertawa.
"Jadi, apa yang membebani pikiranmu? Apa kau sedang memikirkan papamu yang tidak menyetujui hubunganmu dengan Marlon?" bisik Sonia karena tidak ingin perkataannya didengar orang lain.
Halley menggelengkan kepala. "Aku sedang memikirkan Marlon. Semalam dia usai bertemu dengan mantan kekasihnya. Dan yang paling menyebalkan, dia tidak jujur padaku."
"Tidak usah berpikiran negatif. Mungkin Marlon tidak jujur padamu karena ingin menjaga perasaanmu dan tidak ingin kau berpikir yang tidak-tidak. Atau mungkin juga karena pertemuannya dengan sang mantan bukanlah sesuatu yang penting, sehingga Marlon memutuskan untuk tidak bercerita padamu."
"Tapi bagaimana kalau ternyata Marlon tidak jujur karena dia masih memiliki perasaan dengan mantan kekasihnya, lalu berniat selingkuh di belakangku?"
"Kau terlalu mencemaskan hal yang belum terbukti kebenarannya. Saranku, kau tanyakan langsung pada Marlon apa yang mengganjal di hati dan pikiranmu. Jangan suka memendam sesuatu yang membebani pikiran, nanti bisa jadi penyakit," ujar Sonia memberi saran.
Pembicaraan keduanya pun terhenti setelah sang sutradara menginterupsi bahwa pengambilan adegan berikutnya akan segera dilanjutkan.
"Sampaikan padanya, aku butuh waktu tambahan lima menit lagi untuk menghafal dialog," perintah Halley pada Sonia.
Begitu Sonia menghampiri sang sutradara, Halley menggunakan waktunya yang terbatas untuk menghafal dialog. Sial. Gara-gara memikirkan Marlon, Halley jadi menyia-nyiakan waktu yang seharusnya ia gunakan untuk menghafal dialog.
*****
Arsen memasuki lobby hotel bintang lima yang masih berada dalam naungan RMV Corp, yakni perusahaan induk yang menaungi berbagai macam jenis usaha mulai dari keuangan dan perbankan, perhotelan, serta properti, dengan David Romarov sebagai pemimpin utamanya, yang tidak lain juga merupakan papa tirinya.
Arsen lantas membawa langkahnya menuju area restoran. Sebab, tujuannya kemari adalah karena Elio mengajaknya makan siang bersama. Arsen mengedarkan pandangan ke dalam restoran, lalu ia menghampiri Elio saat menemukan keberadaannya.
"Kau makan tanpa menungguku?" Arsen langsung menyemburkan kata-kata barusan begitu mendudukkan diri di hadapan Elio. Pasalnya, saat ini Elio sudah menyantap menu pesanannya dan bahkan sudah hampir tandas.
"Kau terlambat setengah jam. Aku sudah kelaparan," balas Elio seadanya.
"Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan terlebih dulu," ujar Arsen mengatakan alasannya mengapa terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time and Destiny
FantasíaMarlon merupakan sosok yang begitu disegani dan dihormati karena ia menjabat sebagai jenderal militer di Kekaisaran Siregal. Tetapi, siapa yang akan mengira jika reputasi yang telah Marlon bangun dengan susah payah, hancur dalam sekejap mata setelah...