Freyana sedang menyetir namun handphone nya terus saja berdering, awalnya ia hiraukan tapi suara dering ponsel nya cukup mengganggu.
"Apa sayang, mama lagi nyetir ini" suara lembut Freya saat menjawab telepon dari sang anak.
"Mam masih lama gak, aku pengen mam cepet pulang ih" suara yang cukup melengking bagi telinga Freya saat sang anak berbicara
"Mam masih di jalan sayang, ini mam ke jebak macet. Emang nya oma kemana" tanya sedikit penasaran
"Oma ada mam, tapi lagi sama opa di halaman belakang" eluh nya
"Loh jadi kamu sendirian"
"Iya mam. Mam cepet pulang Sasha kangen"
Freya terkekeh mendengar nada manja dari anak nya itu, Sasha memang sangat manja padanya, itupun menjadi salah satu Freya sulit untuk bekerja.
Adapun Sasha sebenarnya sudah masuk jenjang SMP, tapi tetap saja Freyana harus ada saat dia pulang sekolah, kadang kala Sasha akan menelepon sang mamah saat di sekolah untuk sekedar melepas rindu katanya
Hal itu lah yang menjadi alasan utama Freya sulit untuk bekerja, bukan tidak dapat. Ada beberapa perusahaan yang telah memanggil dirinya untuk di interview, tapi Sasha selalu menjadi alasan nya untuk tidak mengambil pekerjaan tersebut.
"Eh tapi mam, aku pengen jajanan yang kaya waktu itu" pintanya
"Berarti mam harus ke mall dulu dong sayang, nanti lama lagi pulang nya" ungkap Freya
"Kalo mam pulang lama bawa jajanan aku gak akan marah, tapi kalo mam gak bawa aku bakalan marah" tutur Sasha
"Hahaha kamu ini, yaudah mam ke mall dulu yah"
"Yaudah mam hati-hati, Sasha sayang mam Frey" Cara berbicara Sasha tidak akan pernah berubah jika berbicara dengan sang ibu.
Freya terpaksa harus sedikit memutar rute perjalanan nya, keinginan sang anak tak bisa ia bantah.
Ibu anak satu itu bersenandung kecil dalam mobil untuk sedikit menghilangkan rasa bosan nya karena macet.
"Gak hari biasa, gak hari libur jakarta tetep aja macet" keluh nya sedikit kesal
Menempuh perjalanan sekitar 20menit akhirnya mobil yang Freya kendarai sudah sampai di parkiran mall tersebut. Dengan gawai nya Freya berjalan menyusuri lorong demi lorong
_______
Di sisi lain kita di perlihatkan pada sosok Ranzee yang sedang menggerutu kesal namun tak sampai di ketahui sang adik. Pasalnya Michi terus-terusan ingin main di Timezone sebelum pulang ke rumah.
"Tau gini gak gue bawa ni bocil" batin Ranzee
"Koko mukanya kaya gak seneng gitu sih, gak ikhlas yah ajak aku main ,hiks koko gak ikhlas hiks" Ranzee seketika panik saat melihat Michi tiba-tiba menangis
"E-eh ko nangis, enggak ko dek, koko ikhlas cuman kesel aja jalanan nya macet" alibi Ranzee, dia mengelus lembut rambut sang adik agar sedikit tenang
"Hiks muka koko nya nyebelin" Kesal Michi sembari melemparkan hp nya
"Nanti rusak dek hp nya jangan di lempar begitu" sengah Ranzee
"Tinggal beliin lagi sama koko, kalau mamah nanya aku aduin aja koko nakal ke aku" Ranzee mengeram kesal tangan nya mencengkram kuat-kuat setir mobil
"I-iya iya, yaudah kita sekarang main dulu yah ke Timezone" ucap nya pasrah
Michi tersenyum lalu memeluk sang kaka dari samping, dan sebuah kecupan singkat dia berikan pada pipi Ranzee
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONAL ASSISTANT
Teen FictionFreyana seorang single parent dengan satu anak gadis nya. Dia bekerja di sebuah perusahaan milik CEO muda bernama Ranzee, laki-laki yang terus di paksa untuk segera menikah oleh sang mama. Akan kah cinta mereka di pertemukan, kita cari jawabannya da...