CHAPTER. 21

2.1K 317 41
                                    

Satu hari setelah nya, Sasha baru saja di perbolehkan pulang oleh Aldo, jadinya gadis itu menginap satu hari lebih lama dari yang di perkirakan.

Hari ini bertepatan dengan hari sabtu, dimana sebagian perusahaan meliburkan karyawan nya, sama hal nya dengan perusahaan Ranzee. Sabtu ini dia ingin lebih menghabiskan waktunya di rumah

Ralat di rumah Freya, karena pagi tadi Ranzee lah yang mengantar pulang Sasha. Michi, gadis kecil itu pun sama hal nya dengan Ranzee, ia tak mau sedetik pun melewatkan perkembangan kesehatan Sasha.

"Acha gimana sekarang keadaan kamu" tanya Michi

"Hmmm Cece gigi aku masih aga sakit sedikit" cicit nya

"Sini peluk, Cece bantu usap pipi kamu biar gak terlalu sakit yah"

"Tapi pelan-pelan ya" pinta Sasha, Michi menganggukkan kepalanya

Aliana dan juga Rega tadi berpamitan sebentar untuk membeli perlengkapan bahan pokok makanan dan beberapa barang yang di butuhkan di rumah ini.

"Kamu mau kopi" tanya Freya

Ke empat orang itu tengah bersantai di ruang keluarga, sambil menonton salah satu kartun kesukaan Sasha maupun Michi di televisi.

"Boleh deh, udah dua hari juga kan aku gak ngopi"

"Tapi kan perjanjian nya satu minggu sekali, jadi nanti hari senin aku bikinin teh lagi"

"Gak bisa gitu dong, kan udah ganti minggu" protes Ranzee

"Yaudah, gak jadi kalau gitu"

"Aduhh gimana yah, gue lagi pengen banget ngopi lagi sekarang. Terus hari senin juga gue suka ngantuk, kalau gak di dorong kopi bisa gawat" batin Ranzee

"Yaudah sekarang teh aja, tapi pake es yah biar seger" Freya menganggukkan kepalanya paham

Malam tadi Ranzee merenungkan dirinya, dia memikirkan matang-matang apa yang satu minggu ini dia rasakan saat bersama perempuan bernama Freya itu.

Setelah sekian lama Ranzee seperti mati rasa dengan sesuatu yang di sebut cinta, tapi Freya hadir bagai penyelamat untuk rasa yang telah hilang itu.

"Apa gue udah yakin sama diri gue sendiri yah"

"Kalaupun iya, masa baru satu minggu gue udah-"

"Arghh gimana nanti deh, perlahan gue harus bisa nerima keadaan seperti sekarang dulu"

Pikiran Ranzee berkecamuk, dia harus bisa melawan masa lalunya dan menerima apa yang sudah terjadi sekarang.

Ranzee juga tidak mau jika harus merusak kepercayaan Freya, karena dia tahu perempuan itu memiliki trauma masa lalunya

"Kenapa bengong begitu" ucap Freya membuyarkan lamunan Ranzee

"Mikirin masalah kerjaan, kan udah kita obrolin sama pak Rama tempo hari" tutur Freya

"Enggak Frey bukan itu ko, saya gakpapa. Ini makasi yah buat es teh manis nya" Ranzee langsung meneguk sedikit minuman yang telah di buatkan oleh Freya

"Manis nya pas" ucap nya seraya menatap intens ke arah Freya

"Jangan mulai deh, aku takut kalau liat kamu gombal kaya begini" tawa renyah keluar dari mulut Ranzee saat melihat wajah Freya yang memerah, lantas wanita itu berjalan ke arah dua gadis yang sedang asyik menonton televisi

"dek ini di minum dulu, kamu pasti haus" dengan antusias Michi mengambil gelas itu

"Mam Sasha mau"

"Kamu nanti yah, kan giginya belum bener-bener sembuh. Mam janji deh nanti Mam beliin eskrim yang banyak buat kamu" Sasha mengangguk lesu

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang