CHAPTER. 14

2.3K 352 47
                                    

Pukul 22:45, Sasha masih di tangani oleh dokter spesialis gigi, Ranzee ternyata membawa Sasha ke rumah sakit milik mendiang ayah nya, jadinya Sasha bisa di tempatkan di ruangan VVIP setelah nanti selesai di tangani

Saat ini ketiganya tengah berada di ruangan khusus milik Feni, Ranzee tadi sempat mengkonfirmasi pada sang kaka untuk menggunakan ruangan nya.

Mata Ranzee menatap intens ke arah Freya yang sedang mengusap lembut rambut panjang Michi yang sedang tertidur di atas paha nya.

Freya tadi sempat dilanda kepanikan yang luar biasa saat mendengar Sasha harus segera di operasi, tapi Ranzee berhasil menenangkan wanita pemilik senyum manis itu.

"Sini gantian kalo kamu udah ngerasa berat"

Ujar Ranzee, Freya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Tatapan teduh nya itu membuat senyuman Ranzee pun ikut mengembang.

"Kenapa" tanya Freya

"Saya mau minta maaf sama perkataan yang tadi pas di kita di perjalanan"

Freya kembali mengingat kata apa yang di ucapkan oleh bos nya ini sehingga dia harus memberikan maaf. Memang sedari tadi Ranzee sudah ingin membahas ini pada Freya.

Agar sang empu pun tidak merasakan perasaan tidak nyaman ataupun canggung ke depan nya

"Tadi saya bener-bener keceplosan Freyana"

"Jujur aja gue juga tadi aga shock denger pak bos bilang (mas)" batin Freya

"I-iya pak, tidak apa-apa saya ngerti ko" tutur nya

"Duh malah gue yang canggung yah sama Freya"

Krukk

Krukk

"Tunggu sebentar, saya mau beli nasi goreng dulu di depan" celetuk Ranzee saat tak sengaja mendengar perut Freya yang keroncongan meminta makan

"Biar saya saja pak. Pak Zee tunggu aja di sini sama Michi" sengah Freya

"Kamu gak keberatan" tanya Ranzee

Freya menggelengkan kepalanya, akhirnya Ranzee setuju dan dia mengambil alih Michi untuk berada dalam dekapannya.

"Nanti kalau ada apa-apa sama Sasha langsung kabari saya" imbuh nya

Setelah mendapat anggukan Freya melenggang pergi. Lokasi tukang nasi goreng sedikit agak jauh dari rumah sakit, Freya tadinya ingin menggunakan mobil namun ia berpikir kembali untuk berjalan kaki saja.

_________

Langkah gawai Freya tertuju pada gerobak nasi goreng yang lokasinya sedikit agak jauh dari rumah sakit.

"Akhirnya sampe juga" eluh Freya saat sudah sampai

"Pesen apa mba"

"Sebentar bang saya ambil nafas dulu, tadi jalan dari rumah sakit lumayan agak jauh juga"

Penjual nasi goreng itu menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. Freya meminta satu gelas teh hangat untuk sekedar menghilangkan dahaga dan juga mengusir hawa dingin yang hinggap dalam tubuh nya.

"Bang saya pesen nasi goreng nya dua, satu jangan pake pedes satunya lagi pedes sedang"

Tukang nasi goreng itu mengangguk, Freya lantas duduk di bangku yang tersedia. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk Freya bisa mendapatkan pesanan nya.

Karena tadi ada dua orang lagi yang memesan sebelum Freya. "Ini bang uang nya" Freya menyodorkan uang merah satu lembar, dan langsung pergi begitu saja

"Mba kembalian nya ini" teriak nya

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang