CHAPTER. 12

2.1K 334 26
                                    

Keadaan dalam mobil saat ini masih hening, suara klakson mobil saling bersahutan karena keadaan lalulintas yang cukup ramai. Freya membuang pandangan nya ke arah samping kiri, ia merasakan hal yang aneh setelah tadi mengikuti drama yang Ranzee mainkan.

Dia sebetulnya ingin tahu siapa wanita tadi, dan kenapa Ranzee seperti membenci nya. Namun hal itu Freya pendam dalam-dalam agar tidak mengupas masa lalu bos nya itu.

"Freya" ucap Ranzee memulai obrolan, sang empu menoleh dan berdehem

"Makasi buat yang tadi" ucap nya dengan mata yang masih fokus pada jalanan.

"Maaf juga saya bawa kamu ke dalam situasi kaya tadi. Saya hanya ingin lepas dari bayang-bayang masa lalu saya Frey" tutur Ranzee

"Mau cerita, saya bisa jadi pendengar yang baik pak" Ranzee terkekeh mendengar celetukan Freya, ia menoleh lalu mengangguk.

"Tapi nanti aja deh, sekarang situasinya lagi kurang tepat" Freya menganggukkan kepalanya.

Hingga jalanan mulai lancar, mereka menyudahi obrolan itu lalu Ranzee mulai melajukan mobil nya di kecepatan rata-rata.

Sekitar 25menit mereka di perjalanan. Akhirnya mobil yang Ranzee kendarai sampai di depan pintu gerbang rumah Freya

"Tuh mobil kamu udah ada di dalem" ujar Ranzee sembari menunjuk dengan dagu nya.

"Makasi pak, maaf kalo ngerepotin" tutur Freya

"Tidak apa-apa Freya, saya juga terimakasih karena kamu mau nemenin saya. Oh iya ini jangan lupa buat anak kamu" Ranzee memberikan satu bingkisan yang sudah bisa di pastikan isinya adalah handphone yang mereka beli tadi.

"Sekali lagi terimakasih pak" ucap nya di barengi senyuman manis, lalu Freya pun turun dari mobil Ranzee

"Gak mau mampir dulu" ucap nya basa-basi

"Tidak Freya terimakasih, Michi pasti udah nungguin saya soal nya" keduanya saling melemparkan senyum. Hingga Ranzee kembali melanjutkan perjalanan dan Freya pun masuk ke dalam rumah nya setelah mobil Ranzee hilang dari pandangan nya.

________

"MAMAH KEMANA AJA" sentak Sasha sembari menyilangkan kedua tangannya di dada

Freya yang baru menutup pintu tentu saja terperanjat kaget dan sontak menutup telinganya. "Sayang kenapa teriak-teriak"

Seru sang oma, dia tengah berjalan mendekati cucu perempuan nya itu. Namun langkah nya terhenti bahkan dia berbalik badan kala melihat Freya sudah ada di depan pintu.

"Ishh mamah kenapa pake balik lagi sih. Abis gue sama Sasha" batin Freya panik

"S-sayang mam ta-"

"KENAPA LAMA" ucap nya penuh penekanan
wajah nya merah padam tanda Sasha masih marah kepada sang mama

"Sayang maafin mama dong, tadi mama nemenin dulu om Ranzee" ujar Freya, dia mengkerut kan kening nya saat melihat ekspresi senang dari wajah sang anak ketika dirinya menyebut nama Ranzee

"Mama gak boong kan, mama gak jalan-jalan sendiri tanpa aku kan. Awas aja kalo mama bohong sama aku" cecar Sasha dengan satu kali tarikan nafas

"Beneran sayang masa mama bohong sih" kekeuh Freya meyakinkan sang anak

"Aku mau telepon om ganteng buat mastiin" ujar Sasha

"E-eh jangan" sengah Freya. "I-iya boleh tapi nanti setelah mama selesai bersih-bersih, om Ranzee nya pasti belum nyampe rumah, kan barusan baru nganterin mama" tambah nya saat melihat wajah Sasha kembali berekpresi marah

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang