CHAPTER. 41

1.9K 322 42
                                    

Hari berganti pagi, dan pagi sekali Sasha sudah bangun karena hari ini ia sudah harus masuk sekolah setelah beberapa hari libur. Sementara itu, Ranzee juga sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi ke kantor tanpa sang istri.

Bukan tanpa alasan Pria itu tidak memperbolehkan istrinya untuk ikut ke kantor, Ranzee hanya ingin istrinya istirahat dan juga ia masih sedikit khawatir takut-takut nanti ada lagi yang mengganggu nya.

"Pah masa aku gak boleh ikut ke kantor sama Zee sih" Freya dan papa Rega sedang berbicara berdua, lebih tepatnya Freya menarik lengan papa nya untuk ke dapur.

"Papa gak bisa maksain Fre, papa yang udah tau watak Zee seperti apa. Papa ragu buat ngomong hal ini, lagian kan ini demi kebaikan kamu juga" jelas Rega,

"Ishh si Papa mah bukan nya bantuin aku, malah takut sama Zee" kesal wanita itu sembari mencabikkan bibirnya.

"Yasudah sana, kamu yang merengek sama dia, kalo jawab nya masih sama berarti kamu emang harus diem di rumah" setelah mengucapkan itu Rega pergi dari dapur dengan segelas kopi hitam di tangan nya.

Freya yang tadinya hendak membuat kam kopi untuk Ranzee pun mengurungkan niatnya, mengingat ia harus melakukan sesuatu agar di ijinkan untuk ikut ke kantor.

Freya kembali ke meja makan, ia mendapati tatapan syahdu dari suaminya, laki-laki itu tersenyum hangat ke arah sang istri.

"Loh kopi Mas mana sayang" tanya Ranzee

"Gak ada" jawab nya ketus, Ranzee yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafasnya berat

"Kamu masih kekeh pengen ik-"

"Iyaa Mas, aku pengen ikut, aku pengen ikut, aku pengen ikut" ucap nya bertubi-tubi menyela ucapan sang suami

Aliana dan juga Rega menggelengkan kepala melihat tingkah anak mereka, sedangkan Sasha anteng dengan sarapan paginya.

"Tapi sayang-"

"Tipi siying mis gik mii kimi kinipi-kinipi" ejek Freya, sang suami terkekeh lucu melihat itu

"Udah Zee ajak aja, bisa tantrum nanti dia sama Mama" seru Aliana

"Mam apaansih kaya anak kecil banget, kasian tau papa" celetuk Sasha

"Sha ko gitu sih ngomong sama Mam" ucap nya lirih, ia menoleh ke arah Ranzee dan mencabikkan bibir nya

"Yaudah iya, tapi di sana kamu gak boleh ngerjain apa-apa yah, cukup temenin Mas kerja aja"

"Gak papa deh, yang penting di kasih ijin buat ikut" batin Freya

"Yeyyy makasi Mas, sebentar yah aku siap-siap dulu"

"Jangan lama-lama Mam" seru Sasha, Freya mengangguk lalu melenggang pergi

Beberapa saat kemudian Freya kembali dengan pakaian yang sudah rapi, Freya sebenarnya sudah mandi sedari pagi juga, hanya saja dia kembali menggunakan piyama tidur nya karena di larang Ranzee untuk ikut ke kantor.

"Kalau begitu aku duluan ya pah, mah" Ranzee berpamitan pada mertua nya, di susul Sasha dan juga Freya yang menyalami mereka.

Berhubung masih ada waktu, jadinya Ranzee membelokkan mobilnya ke arah rumah untuk menjemput Michi, yang sebelumnya sudah bertukar pesan dengan Sasha untuk berangkat bersama.

Tak pelu menunggu, gadis kecil bernama Michi itu sudah berada di depan gerbang bersama dengan Frieska.

"Selamat pagi Cece"

Sasha turun dari mobil, hal pertama yang ia lakukan adalah menyalami tangan Frieska. Oh iya, mulai dari sekarang Frieska menyuruh Sasha untuk memanggil nya dengan sebutan oma.

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang