CHAPTER. 17

2.2K 333 40
                                    

Pukul 08:00 mobil Ranzee sudah terparkir rapih di basement kantornya, agak telat memang, tapi tidak apa-apa karena Ranzee pemilik perusahaan ini.

"Cek lagi, biar gak ada yang ketinggalan"

Ujar Ranzee mengingatkan Freya, sang empu mengangguk lalu kembali mengecek semua barang yang ia perlukan.

Selang beberapa saat keduanya turun dari mobil dengan Ranzee yang turun terlebih dahulu, lantas ia pun sedikit berlari ke arah pintu penumpang agar bisa membukakan pintu untuk Freya.

"Kenapa pake di bukain segala, saya gak enak kalau sampe ada yang liat" sedikit protes dari mulut Freya atas perlakuan bos nya ini

"Tangan kamu pasti ribet karena beberapa barang yang kamu bawa Frey, udah gausah mikirin orang lain. Sekarang kita buru-buru masuk kantor"

Sepanjang jalan tadi keduanya sama sekali tidak melakukan percakapan, masing-masing dari mereka memikirkan ucapan yang cukup sulit untuk di telaah oleh keduanya.

Ranzee terus-menerus mengingat apa yang sahabat nya katakan saat di rooftop rumah sakit malam tadi.

Begitu pula dengan Freya, ucapan Feni kaka dari bos nya ini terus terngiang-ngiang dalam pikirannya.

Ting

Pintu lift basement terbuka, Ranzee mempersilakan Freya untuk masuk terlebih dahulu dengan gerakan tangan nya.

"Siang nanti kita ada pertemuan kedua dengan Pak Rama, beliau meminta untuk bertemu di restoran GlassHouse di jam makan siang nanti"

"Selain itu apa ada jadwal lagi untuk saya" tanya Ranzee

"Tidak ada lagi pak, memang nya kenapa"

"Sore nanti saya mau ngobrol sama papa kamu, sudah lama saya tidak berbincang dengan beliau"

Ucapan Ranzee sedikit membuat Freya tersentak, bahkan ia seakan tak berani menatap ke arah bos nya lagi.

"Kenapa kamu jadi diem" tanya Ranzee

"K-kamu mau ngobrol apa sama papa saya"

"Frey bisa gak sih kamu gausah formal begitu ngomong nya kalau kita lagi berdua"

"Nawar terus, padahal kan itu obrolan selayaknya bos dan karyawan" batin Freya

"Kamu mau ngobrol apa sama papa aku Zee"

Kini giliran Ranzee yang seketika menjadi gugup, dirinya tak menyangka Freya akan selancang itu menyebut namanya

"M-maaf pak Zee, sa-"

"Gakpapa Frey, lebih baik seperti itu kalau kita lagi berdua"

Obrolan keduanya harus terhenti kala pintu Lift terbuka, mereka kini berjalan beriringan menuju ruangannya.

_______

"Ck, ck, ck"

"Bener kata si Aldo semalem, tapi bagus deh gue ada laporan bagus nih buat dia tentang perkembangan pak bos yang baik hari ini"

Ranzee menoleh ke sumber suara, ruangan Ollan tidak jauh dari ruangan milik nya, dia bisa melihat Ollan tengah menatap intens ke arah keduanya sembari tersenyum

"Emang salah kayanya cerita sama si Aldo" batin Ranzee

"Lo ngapain di sini, bukanya kerja" ketus Ranzee

"Yaelah bos santai kali ngomong nya, haha"

"Ko kalian baru dateng sih, suami istri ini kompak banget yah"

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang