Sore hari para pekerja proyek sudah merapikan barang-barang mereka, karena jam kerja hari ini telah selesai.
Ollan selaku mandor merasa bangga karena hasil karyanya benar-benar akan di terapkan di tempat ini, bahkan ia terlihat sedikit meneteskan airmata nya.
Pria itu tengah memandang ke arah tanah yang sudah di beri pondasi dan juga beberapa pembatas, dengan kertas HVS berukuran A4 dalam genggamannya.
"Kenapa nangis Llan" sang empu terperanjat kaget, Ranzee tiba-tiba saja sudah berdiri di samping nya.
"Permisi dulu kek, apa kek ah lo ngagetin gue aja" kesal Ollan, Ranzee terkekeh melihat wajah kesal dari sahabat nya.
"Lagi ngapain lo, kenapa sampe nangis gitu" tanya Ranzee
"Gue gak nyangka aja dari banyak nya gambar yang di buat oleh para karyawan lo, ternyata gambar gue yang lo ambil buat proyek ini" tutur Ollan
"Ngobrol nya sambil duduk yu disana, tadi gue udah pesen kopi juga" Ollan menganggukkan kepalanya lalu berjalan mengikuti Ranzee
Keduanya berjalan ke arah bangku panjang yang kosong di dekat bale bambu, mereka duduk sembari menunggu pesanan kopi yang sudah di pinta Ranzee.
"Ya karena gambar lo yang pas buat proyek ini, kalaupun gak lewat perusahaan nya Pak Rama kita tetep bisa handle proyek besar ini Llan" ujar Ranzee
"Tapi gue juga berterima kasih sih sama asisten lo itu, kalau dia gak ngasih tau kekurangan di gambar gue mungkin aja gak bakaln jadi"
"Secara kan waktu pertama lo minta, kak Liona cuman ngasih arahannya aja tanpa ngasih tau secara detail kerjaan nya seperti apa" tambah nya
"Freya itu spesial Llan, gue aja sebenarnya gak ngeh sama contoh gambar yang pertama lo kasih pas masih ada kak Liona"
"Tapi Freya dengan ketelitian nya bisa liat kekurangan dalam gambar lo itu" ujar Ranzee
"Ekhemm spesial banget nih" pekik Ollan
"Jangan mulai yah, kita lagi bahas kerjaan sialan" kesal Ranzee, seketika Ollan tertawa kencang karena berhasil menggoda Ranzee.
"Permisi pak, ini kopi nya" ujar salah satu pria yang tadi di pinta Ranzee untuk membuat kan nya kopi.
Keduanya menerima kopi itu, Ollan menyimpan kopi hitam itu di hadapannya sedangkan Ranzee menyimpan kopi itu di bawah bangku tempat nya duduk.
"Kenapa di simpen di situ pak bos" tanya Ollan
"Shutt, ini kalau Freya tau bisa abis gue di marahin" cicit Ranzee
"Pfft hahahahaha, takut sama istri juga nih pak"
"Llan mulut lo gue jahit yah" kesal Ranzee, sedangkan Ollan masih dengan tawanya.
Keduanya melanjutkan obrolan singkat itu, Ranzee seperti lepas saat mengobrol dengan Ollan, bagaimana tidak keduanya sudah jarang sekali mengobrol seperti ini setelah di sibukan dengan pekerjaan.
"Ekhem" seseorang berdehem di belakang mereka
Ranzee yang tahu pemilik suara itupun seketika menelan Salivanya, kopi yang ia genggam pun tak sempat lagi di seruput.
"Eh bu bos, saya gak ikut-ikutan bu bos, tadi pak bos yang ngajakin saya ngopi"
"Kalau begitu saya tinggal yah" Ollan melenggang pergi dengan sedikit tertawa
"Ngopi lagi" tanya Freya dan langsung duduk di sebelah Ranzee
"A-anu itu t-tadi euh"
"Apa" pungkas Freya
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONAL ASSISTANT
Teen FictionFreyana seorang single parent dengan satu anak gadis nya. Dia bekerja di sebuah perusahaan milik CEO muda bernama Ranzee, laki-laki yang terus di paksa untuk segera menikah oleh sang mama. Akan kah cinta mereka di pertemukan, kita cari jawabannya da...