CHAPTER. 15

2K 331 26
                                    

Sepanjang koridor Ranzee terus meneriaki nama Freya, namun sang empu sama sekali tak mau bergeming. Bahkan Freya sedikit mempercepat langkah nya

"Hiss Bisa-bisanya sih gue malah berani cium Freya, mana di bagian itunya lagi" gerutu Ranzee

Ia kesal sendiri dengan kelakuannya tadi, tanpa pikir panjang Ranzee malah mengambil salah satu yang bukan hak nya.

"Freya tungguin saya"

Di depan lift Freya berdoa agar pintu besi itu segera terbuka, ie menengok ke belakang dan melihat Ranzee yang sedikit berlari ke arah nya

"Duhh ini lama banget lagi, orang-orang pada ngapain sih lama di dalem lift"

Freya menggerutu kesal karena pintu lift tak kunjung terbuka juga, tetapi langkah Ranzee sedikit lagi sampai.

Grep

Tangan Freya di genggam oleh Ranzee, sang empu berusaha menolak namun tenaga Ranzee cukup kuat.

"LEPAS"

"Gak Freya, sebelum kamu maafin saya. Plis Frey itu tadi kelepasan" Ranzee memohon sembari terus menundukkan kepalanya

"Kelepasan ko bisa tepat di bibir saya, mana kenceng banget lagi" ucap nya ketus dan terus berusaha melepaskan cekalan Ranzee

"Ya kan saya tadi cuman gak mau Rachel terus gangguin kita Frey, saya sudah muak sama dia"

"Pliss maafin saya yah, sebagai gantinya kamu boleh deh pukul bibir saya" tambah nya sembari memajukan badan menghadap Freya.

"Mukul bibir kamu gak akan ngembaliin apa yang sudah kamu ambil tau" kesal Freya

Ting

Pintu lift terbuka, dengan susah payah akhirnya Freya pun bisa melepas cengkraman tangan Ranzee dan langsung berlari ke arah lift

"DIEM KAMU, tunggu di sini saya duluan ke atas nya"

Ranzee menarik nafas nya berat setelah Freya berhasil lolos. "Arghhh bodoh banget sih lo Zee, bisa-bisanya gue kaya gitu sama Freya"

________

Saat ini Sasha sudah selesai di tangani dan sudah di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP, ruangan yang di pesan khusus oleh Ranzee sebagai anak dari pemilik rumah sakit ini.

"Saat ini mungkin Sasha tidak akan dulu bangun karena pengaruh dari obat bius nya"

Tutur sang dokter yang tadi menangani Sasha, "tapi saat nanti dia terbangun tolong langsung hubungi saya, karena masih ada obat yang harus di konsumsi sama anak gadis ini" tambah nya

"Baik dok terimakasih sudah membantu" seru Freya

"Udah sana pergi, ngapain senyum-senyum sama Freya" celetuk Ranzee saat melihat dokter itu terdiam di kala melihat senyuman Freya

"Apasih Zee sewot amat jadi orang"

Dokter itu masih teman Ranzee, teman satu sekolah nya dulu, bahkan bisa di bilang sahabat dekat nya.

"Pergi atau gue gebuk pala lo Do"

Revaldo Antonio sahabat terdekat Ranzee yang bekerja di rumah sakit milik mendiang ayah nya.

"Iya Ah bentar, gue kan harus mastiin pasien gue dulu"

"Entar gue hubungi lo kalau ada apa-apa Aldo, sekarang silahkan lo pergi"

"Malah jadi berantem" batin Freya

"Iya sebentar bapak Ranzee yang terho-"

"Aldo, pergi atau gu-"

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang