CHAPTER. 07

2.2K 312 56
                                    

Makan malam selesai, Freya yang hendak pulang mengurungkan niat nya saat melihat mama Frieska membereskan sendiri bekas makanan maupun peralatan makanan nya.

Tidak terpaksa, Freya melakukan itu sebagai tanda terimakasih nya juga karena sudah di ikut sertakan makan malam di rumah Frieska

Dan kini kedua janda itu tengah mencuci peralatan makan nya di wastafel yang ukuran nya cukup besar di dapur rumah Frieska.

"Eum Freya apa boleh saya bertanya sama kamu" tanya mama Frieska

Freya menoleh sembari tangan yang masih menggenggam gelas yang tengah ia cuci,
"Tapi kamu jangan tersinggung yah" tutur mama Frieska

Freya paham dengan apa yang akan di katakan mama Frieska, dia sudah kebal dengan pertanyaan seperti ini yang siapa saja akan heran dengan Freya karena sudah memiliki anak yang umurnya sudah belasan tahun di umur nya yang terbilang masih muda.

"Kamu menikah umur berapa" tanya Mama Frieska hati-hati

Freya tersenyum menanggapi lalu ia mulai membuka suara "aku kecelakaan tante, ya mungkin karena aku bandel gak dengerin apa kata mamah waktu itu" ujar Freya

"Aku kotor yah tante" tambah nya lirih

Frieska perempuan, dia tahu apa yang di rasakan oleh Freya. Piring yang ada di genggamannya ia taruh, tangan nya menarik Freya kedalam pelukannya.

"Siapa yang bilang kamu kotor, bilang sama Tante, biar tante marahin orang nya"

"Kenapa tante Frieska begitu peduli yah sama aku, padahal kita baru aja ketemu" batin Freya

"Semua orang punya masa lalu nya masing-masing nak, hanya saja nasib kamu atau jalan hidup kamu sudah seperti ini"

"Kamu jangan pernah berkecil hati ataupun menyalahkan keadaan yang sudah terjadi yah" ujar Frieska

"Sikap mamah Frieska gak jauh beda sama mamah" batin Freya seraya tersenyum

Pelukan keduanya terlepas, Freya tersenyum hangat ke arah mama Frieska "tapi anak kamu itu lucu banget Freya, dia juga sopan loh anak nya" celetuk mamah Frieska di sertai ke kekehan

"Makasih tante, Michi juga baik lucu, aku masih inget wajah cemas dia pas pisah sama koko nya waktu itu" balas Freya

"Oh iyakah. Michi itu anak nya emang manja apalagi sama kokonya, kalo gak di turutin kemauannya dia bisa tantrum tau Frey"

Obrolan keduanya berlanjut sembari menyelesaikan mencuci piring nya, tak jarang juga terdengar suara tawa dari mereka.

Kita beralih pada Ranzee yang dengan kebiasaannya di balkon kamar saat malam hari tiba.

"Huhh" hembusan asap roko keluar dari mulut Ranzee.

"Kenapa Freyana bisa cepet akrab sama mama yah" monolog nya

"Gue akuin Freya emang orang nya asik kalo di ajak ngobrol"

"Senyuman nya juga manis" ucap nya tanpa sadar

"Arghhh apaansih, Gak, pokonya engga" final nya

Dia mengecek handphone nya guna melihat apakah ada pesan masuk dari sang kaka. Feni tak gila kerja seperti Ranzee, hanya saja beberapa pasien memaksa nya untuk tetap berada di rumah sakit lebih lama.

"Kaka kenapa belum ada ngabarin gue yah" gumam nya

"Masa setiap hari harus pulang malem terus sih, padahal kan itu rumah sakit punya papa" tambah nya dengan nada yang sedikit kesal.

________

Kegiatan mencuci piring sudah selesai, dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 19:30, Freya memutuskan untuk berpamitan pada Frieska.

PERSONAL ASSISTANT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang