Selamat datang di EVERMORE!
Siapa yang udah nungguin cerita keturunan Surendra??? cung tangannya!
Yaampun, ga kerasa yah dulu nulis CASTOR pertama kali pas lulus SMA dan sekarang nulis cerita cicitnya Rezvan pas udah lulus kuliah...
Mellow deh jadinyaa...
Anyway, selamat membaca cerita ini! Enjoyyy<3
*****
Safarez memijat keningnya. Ia menghela napasnya jenuh pada kedua cucu perempuannya yang saling diam dan melirik tajam di meja makan.
Malam ini adalah peringatan kematian Xavera dua tahun lalu. Sama seperti sebelumnya, Safarez selalu menginginkan ketiga anak, menantu, dan seluruh cucunya untuk berkumpul di rumah besarnya ini yang sekarang juga ditempati oleh Agria dan Fawwaz beserta anak-anaknya.
Alasannya hanya, Agria tidak ingin Safarez merasa sendiri. Apalagi di usia papinya yang tidak lagi muda.
Kepergian Xavera sangat memukul Safarez. Xavera pergi dengan damai dalam tidurnya. Tanpa keluhan sakit apapun dan tanpa pertanda apapun. Membuat keluarga Surendra sangat berduka.
Namun kini Agrio, Agria, serta Akarez dapat menghela napasnya dengan tenang. Setidaknya Safarez sudah kembali bangkit dan melanjutkan hidupnya.
"Mami kalian pernah bilang. —Tuhan sudah kasih aku hidup lebih dari perkiraan waktu yang seharusnya. Jadi, kalau suatu saat aku pergi, kamu nggak boleh protes lagi. Biar nanti Tuhan bisa atur pertemuan kita di kehidupan selanjutnya,"
Ucapan Safarez persis setahun lalu membuat ketiga anaknya mengangguk mengiyakan. Maminya benar, bahwa papinya harus belajar melanjutkan hidup.
"Reyang bahkan sudah menghabiskan makanan di piring Reyang tapi kalian berdua nggak berhenti saling natap seperti itu," sindir Safarez membuat semua mengalihkan pandangan pada pria lanjut usia itu.
Reyang, sebuah panggilan untuk Safarez dari seluruh cucu-cucunya. Sedangkan Rayang adalah sebuah panggilan untun Xavera dari seluruh cucu-cucunya.
"Siapa yang Reyang maksud?" tanya Graza yang merupakan putra sulung Agria dan Fawwaz.
Safarez meletakkan serbet di meja makan setelah mengelap sudut bibirnya.
"Zecapella dan Cherelle, berhenti saling menatap. Selesaikan makan malam kalian dan temui Reyang di kamar Reyang selepas makan," ucap Safarez yang kemudian meninggalkan meja makan.
Safarez berjalan menjauh. Di umurnya yang sudah menyentuh angka 70an, pria itu masih terbilang sangat kuat secara fisik. Bahkan pria itu masih dapat berjalan dengan tegap tanpa bantuan alat apapun dan siapapun.
Agrio melirik putri satu-satunya, Zecapella Acacia Surendra. Gadis dengan rambut pendek sebahu yang dibuat bergelombang itu mendecak pelan dan perlahan melanjutkan kegiatan makan malamnya.
Sedangkan Agria melirik putri keduanya, Cherelle Auristela Zafrano. Gadis yang mengenakan kemeja hitam polos itu malah berdiri. Membuat seluruh pasang mata menatapnya.
"Cherelle udah nggak nafsu makan," ucapnya kemudian pergi meninggalkan ruang makan. Membuat suasana semakin dingin.
Havana yang melihat itu kemudian menghela napasnya. Menatap putri satu-satunya yang tampak tak terpengaruh atas sikap sepupunya itu. Kemudian Havana melirik Agria. Seolah meminta petunjuk tentang apa yang terjadi pada putri mereka. Namun gelengan Agria membuat Havana menunduk.
"Haduh anak muda," jawab Akarez pelan. Pria —yang datang sendirian karena anak dan istrinya yang tinggal di luar negeri— itu berdiri.
"Biar Arez yang temani papi,"
******
HAAAIII
Perkenalan tipis-tipis dulu..
Jadi jelas yaah? Anaknya Agrio, tunggal. Anaknya Agria ada dua.
Makin penasaran gak sihhh????
Komen Next dipersilahkann....
Sampai ketemu lagiii!
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...