Selamat datang kembali di EVERMORE!
Siapa yang excited nungguin notifikasi cerita ini update??
Yukkk vote dan commentnyah ditungguuu...
Enjoyyyy <3
*****
Sepulang dari istana kepresidenan, tentu saja cobaan Zecapella belum berakhir sampai di sana. Setelah Arbale dengan santainya menginformasikan bahwa ia merupakan ketua Gerosea, acara selanjutnya Zecapella yakin merupakan sebuah formalitas belaka. Archadmiko, pria nomor satu di negeri ini langsung mengajak seluruh yang datang untuk menikmati hidangan, —yang Zecapella tahu bahwa keluarganya pun memakan itu hanya sekedar formalitas.
Dan di sinilah Zecapella berakhir. Di ruang pribadi milik Safarez yang biasa Reyangnya itu gunakan untuk menerima tamu pribadi, atau melakukan kegiatan yang kakek tua itu sukai, —seperti membuka album pernikahannya dengan Rayangnya berulang kali.
Tadi, sepulang dari Istana, Mobil yang bermuatan papa, mama, reyang, serta dirinya dilanda keheningan yang cukup lama hingga reyangnya mengeluarkan titah yang sialnya tidak bisa dibantah siapapun, sekalipun itu Agrio, putranya.
"Papi perlu bicara dengan kalian sesampainya di rumah,"
Ketika Zecapella menunggingkan senyum tipisnya karena merasa obrolan ini tidak menyertakan dirinya, reyangnya malah menambahi,
"Kamu juga ikut, Zecapella,"
Dan di sinilah ia berakhir. Di ruangan ini. Mengambil duduk di sofa berbahan kulit asli dan duduk di samping Havana, mamanya.
Reyangnya masih berganti baju. Membuat ia beserta kedua orang tuanya hanya diam menunggu. Tidak ada satupun yang memulai pembicaraan membuat bulu kuduk Zecapella merinding.
"Kamu tahu soal ini?"
Begitu Agrio membuka suaranya, Zecapella tidak tahu apakah papanya itu berbicara dengannya atau tidak. Namun, ketika mamanya menjawab, Zecapella tahu ini bukan ranahnya untuk menjawab. Melainkan pertanyaan ini ditujukan untuk Havana.
"Nggak. Setau aku—"
"Apa yang kamu tahu, Havana?"
Zecapella langsung menoleh pada Agrio begitu mendengar suara papanya mulai meninggi. Gadis itu juga menatap papanya yang kini berdiri dari sofa yang didudukinya membuat Zecapella melirik mamanya yang hanya diam. Memasang wajah datar.
"Dulu kamu bilang, jauh dari keinginan kamu untuk ambil spesialis karena kamu mau memprioritaskan keluarga. Nyatanya? Nggak cuma ambil spesialis, kamu terus meniti karir kamu sampai sekarang jadi kepala rumah sakit. Ini kan akibatnya? Anak kita tidak terurus! Kita bahkan nggak tahu kalau Zee—"
"Terus semuanya salah aku?!" potong Havana dan Zecapella tidak bisa tidak menoleh pada mamanya yang kini juga berdiri menatap nyalang pada Agrio.
Zecapella menunduk pusing. Bisa-bisanya kedua orang tuanya berdebat di ruangan pribadi reyangnya.
"Ya! Apa yang kurang dari kita sampai kamu memilih sibuk sendiri dengan karir dokter kamu? Selama ini semua sudah terpenuhi, harta yang aku hasilkan sudah lebih dari cukup dan harusnya kamu nggak perlu ikut kerja dan menghasilkan lagi,"
"Kamu pikir ini semua tentang uang?" balas Havana sengit.
Zecapella menghela napasnya. Perdebatan ini tidak akan berakhir. Inilah yang membuat Zecapella malas berada di rumahnya sendiri.
"Semenjak kamu keguguran adiknya Zee—"
"Hah?"
Kini Zecapella turut berdiri. Menatap bingung pada kedua orang tuanya. "Mama pernah keguguran setelah Zee?" tanyanya pada Havana.
![](https://img.wattpad.com/cover/366441166-288-k943691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...