Haii selamat pagiii.
Kadang aku tuh suka bingung mau nulis note author kayak gimana.. yang penting kalian vote dan comment deh yaa!!
Enjoyyyy<3
*****
Senyum Safarez dan Xavera kala itu mengembang. Mereka berdua sangat berbahagia. Melebihi siapapun. Menyaksikan cucu ketiganya lahir dari putranya, Agrio.
Bagaimana tidak? Seminggu sebelumnya, cucu keduanya lahir dari Agria. Berbahagialah keluarga Surendra mendapatkan dua cucu perempuan yang sehat dan cantik dalam kurun waktu satu minggu.
Apalagi ini merupakan anak pertama dari pasangan Agrio dan Havana. Tentunya berita menyenangkan ini sangat ditunggu oleh siapapun.
"Siapa namanya?" tanya Xavera dengan semangat pada Agrio.
Semangatnya Xavera mengantarkan senyum terbit pada Agrio. Agrio menoleh pada maminya. Tangannya tak berhenti mengusap rambut Havana yang baru saja tertidur pulas setelah menyusui putri mereka untuk pertama kalinya.
"Zecapella," jawab Agrio dengan penuh senyuman.
Safarez melangkah mendekat. "Zecapella Acacia Surendra," jawabnya membuat Agrio dan Xavera menatap pria itu.
Agrio diam. Beberapa detik kemudian pria itu tersenyum dan mengangguk.
"Zecapella Acacia Surendra," ucapnya mengulang nama putrinya.
*****
Zecapella Acacia Surendra dan Cherelle Auristela Zafrano bak pinang dibelah dua. Keduanya saling menempel dan rekat bahkan tak terpisahkan.
Begitulah setiap orang memandang dan menilai mereka.
Sejak bayi, hari lahir yang hanya berbeda seminggu, dan Zecapella yang sedari kecil terbiasa diurus oleh Agria karena kesibukan Agrio dan Havana membuat mereka samakin rekat.
Hingga kini, ketika keduanya sudah menginjakkan kaki sebagai siswa kelas XI, keduanya masih tak terpisahkan.
Namun, itu semua tidak membuat sifat dan perilaku mereka sama. Justru sebaliknya.
Zecapella dengan sifatnya yang ceria, ramah, berisik, pembuat onar, persis seperti Havana dulu ketika muda. Sangat berbanding terbalik dari Cherelle yang cenderung tenang, tidak banyak omong, lebih dewasa, dan tentu saja memfokuskan dirinya pada kesibukannya sebagai penari ballet profesional.
Kalau Zecapella pulang sekolah akan memakai waktunya untuk turut nongkrong di warung belakang sekolah karena statusnya sebagai ketua Gerosea, sebuah geng ilegal khusus perempuan di sekolahnya yang selalu berdampingan dengan Geros. Berbanding terbalik dengan Cherelle yang menghabiskan waktu selepas sekolahnya untuk terus berlatih ballet dan persiapan lomba lainnya.
Seperti saat ini, Zecapella dengan santainya merangkul Arbale, ketua Geros angkatannya. Lelaki itu sahabat dekatnya. Tak ada batasan antara keduanya membuat orang-orang sering sekali mengira mereka berpacaran. Padahal bukan begitu faktanya.
Arbale Orion, putra pertama dari Mores Royazi, pengusaha tambang ternama di negeri ini. Lelaki yang menjabat sebagai ketua Geros itu melirik Zecapella dengan malas.
"Ada maunya kan lo?" cetus Arbale melihat Zecapella yang tersenyum padanya sembari merangkul lengan kirinya.
Zecapella menyengir. Ia menunjukkan deretan giginya yang rapi. "Lo kan sahabat gue. Manusia yang paling mengerti gue selain Chery. Lo mau kan bantu gue?"
Zecapella mengedipkan matanya berkali-kali. Mencoba membuat wajah selucu mungkin. Namun, bukannya luluh, Arbale malah mendorong wajah Zecapella dengan telapak tangannya yang besar membuat gadis itu mundur beberapa langkah dan mendecak kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...