LIMA BELAS: Segiempat

182 22 9
                                    

HAIII!! Selamat sudah 1k pembacaa!!

Karakter siapa yg jadi kesukaan kaliaan??

YUKK VOTE DAN COMMENT DULU SEBELUM BACA CERITA INI!

Selamat membacaa,, enjoooy<3

******

Zecapella mengerutkan keningnya. Matanya menangkap Cherelle yang sedang berlatih namun gadis itu kerap selali terjatuh. Seperti tidak fokus. Padahal pertandingannya akan diselenggarakan besok, oleh karena itu Zecapella memaksa mengikut gadis itu untuk menonton latihan terakhirnya.

"Cherelle! Udah 3x ya, gue lihat lo jatuh karena nggak fokus gini! Lo mau dicancel aja lombanya besok?!"

Zecapella memejamkan matanya begitu mendengar pelatih sepupunya itu memaki lagi. Entah sudah beberapa kali Zecapella mendengar makian itu sore ini.

Sementara itu, Cherelle hanya menunduk. Mengucapkan maaf beberapa kali dan kembali mengulangi kesalahannya membuat pelatihnya menghembuskan napas kesal.

"Break!"

Zecapella mendongak. Menatap Cherelle yang menunduk di hadapan pelatihnya.

"Lo istirahat dulu. Gue nggak mau tahu, kalau setelah istirahat lo masih jelek kayak gini, besok cancel! Daripada bikin malu,"

Pelatih itu meninggalkan Cherelle sendirian di studio dingin itu membuat Zecapella menghembuskan napasnya. Berjalan menuju sepupunya yang kini sudah terduduk lemas.

Zecapella membawa botol minum milik Cherelle. Memberikannya kepada sepupunya.

"Minum dulu," ucap Zecapella kemudian mengambil duduk di samping Cherelle. Kedua tangan Zecapella menumpu tubuhnya dari belakang.

"Ada yang ganggu pikiran lo?" tanya Zecapella yang dibalas gelengan pelan oleh Cherelle.

"Ayolah Cher, gue kenal lo bukan kemarin aja. Sepanjang hidup gue, gue sama lo. Lo kenapa?" lanjut Zecapella membuat Cherelle menoleh pelan.

"Gue nggak tahu Zee, gue kenapa. Gue nggak ngerti. Rasanya kayak kontrol fokus gue hilang gitu aja. Gue juga nggak tahu, apa ini faktor deg-degan atau gimana. Gue nggak tahu," ucap gadis itu sembari mengusap wajahnya kasar.

Zecapella menghembuskan napasnya. Ia menepuk pundak sepupunya.

"Lo dan ballet itu udah berjalan bareng seumur hidup. Sama kayak lo dan gue," ucap Zecapella.

"Lo udah banyak menuhin lemari di rumah reyang sama medali, piala, dan sertifikat ballet lo. Kenapa sekarang harus takut lagi? Justru harusnya lawan lo yang takut bakal ngelawan lo," kekeh Zecapella berusaha mencairkan suasana.

Cherelle tersenyum tipis. Ia menunduk dan kembali meminum air putih tersebut.

Zecapella melirik Cherelle iseng. "Apa karena Bale nonton besok jadi lo takut?"

Cherelle memelototkan matanya. "Apa sih!"

Zecapella tertawa. Mendorong pelan sepupunya. "Nggak usah kaget kayak gitu! Gue tahu kok lo suka sama sahabat gue," ejek Zecapella membuat Cherelle mendengus.

"Sok tahu," balas gadis itu membuat Zecapella menggelengkan kepalanya pelan. Ucapan Cherelle berbanding terbalik dengan wajah gadis itu yang memerah.

"Gue dukung sih. Tapi kalau Bale nyakitin lo, kasih tahu gue ya?! Biar gue tonjok aja si sok kegantengan itu!"

Cherelle tersenyum tipis. Gadis itu menunduk.

Belum mulai pun Bale udah nyakitin gue Zee. Nyakitin dengan dia yang suka sama lo. Sepupu gue sendiri.

EVERMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang