TIGA PULUH ENAM: Confused

238 27 20
                                    

HALOOOO!! welkambekk:3

gimana kabar kalian? EVERMORE update hari ini apakah membantu menaikkan mood kalian? hihi

GUYS INGPOO kalau SAFAREZ dan AGRIO  akan diterbitkan,, jadi puass-puasin dulu baca versi wattpadnyaa yaah karena nanti versi novel akan lebih membagongkan HAHAH..

TAPI KALAU MAU BACA EVERMORE DAN SEMUA CERITA VIVIEYOOO JANGAN LUPA VOTEEEEE DAN KOMEN LOH YAAA!!

Selamat membaca, enjoooyyyy!!

******

"Zecapella,"

Zecapella menoleh dan tersenyum manis pada Genzano. Bukan hal yang sulit bagi Zecapella untuk menyukai dan mengagumi Genzano. Lihatlah betapa menyenangkannya menjadi pacar seorang Genzano. Lelaki itu kini duduk di sampingnya membawa sepiring dimsum. Mengambil alat makan untuk Zecapella gunakan dan langsung mengelapnya dengan tisu membuat gadis itu menggigit bibirnya terharu. Zecapella belum pernah diperlakukan semanis ini.

"Makan dulu," ucap lelaki itu membuat Zecapella mengangguk.

Namun, sebelum tangan gadis itu mengambil alih garpu yang sudah dibersihkan oleh Genzano, lelaki itu sudah terlebih dahulu menyodorkan dimsum tersebut tepat di depan mulut Zecapella membuat gadis itu terkekeh.

"Aku bisa nyuap sendiri padahal," ucap Zecapella membuat Genzano mengangguk.

"Aku juga bisa nyuapin padahal," jawab lelaki itu membuat Zecapella mendecak. Namun mulut gadis itu membuka, menerima suapan dimsum dari Genzano.

"Tumben sendirian. Cherelle mana?" tanya Genzano yang heran melihat Zecapella berada di kantin sendirian dan duduk di meja agak terpojok. Tidak seperti biasanya. Seluruh meja di kantin ini akan diserahkan pada Zecapella jika gadis itu berada di kantin. Kuasanya membuat semua orang mau menyerahkan meja mereka demi ketua Gerosea itu.

"Nggak tahu, katanya tadi ada perlu sebentar. Nanti juga nyusul," jawab Zecapella. Zecapella balik menatap Genzano.

"Kamu tumben sendirian. Bale sama Wero mana?"

Genzano terkekeh. "Bale bucin. Ya udah aku ikut aja. Wero tadi katanya mau ngerokok dulu di belakang,"

Zecapella mencebikkan bibirnya. "Oh beneran bucin dia," jawab Zecapella sekenanya membuat Genzano mengangguk.

"Dilihat-lihat lumayan penurut juga tuh si Bale. Tadi pagi tumben dia nggak terlambat. Katanya karena pagi jemput Shaina dulu makanya sekarang dia nggak terlambat lagi,"

Zecapella tersenyum tipis. "Bagus lah kalau dia jadi taubat karena Shaina," jawab gadis itu.

Genzano terkekeh. "Udah sibuk berantem ke sana-sini, ujung-ujungnya tunduk juga sama cewek," ucap lelaki itu meledek.

Zecapella hanya diam. Tidak lagi menanggapi maupun memberi reaksi atas ucapan Genzano. Pikiran dan hatinya, hanya ia yang tahu.

"Kamu kapan turun jabatan?"

Kening Zecapella berkerut mendengar pertanyaan itu. "Belum tahu, kenapa?"

Genzano menggeleng. "Biar kamu nggak repot lagi,"

"Nggak pernah ngerasa repot kok kalau soal Gerosea,"

Genzano kembali menyuapi Zecapella. Setelah itu, lelaki itu menghela napasnya.

"Jantung aku yang repot. Selalu takut kamu kenapa-kenapa,"

Baru Zecapella akan menjawab, pandangannya menangkap Arbale dan Shaina yang baru saja memasuki area kantin. Keduanya tampak tertawa bahagia, dan Zecapella tidak tahu kenapa gadis itu malah merasa tidak senang.

EVERMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang