LIMA: Nevermind

268 27 10
                                    

Heyoo,, selamat datang lagii!

Semakin semangat gak sih nungguin cerita ini?

Share cerita ini ke teman-teman kalian yaaah

DIMOHON memberi vote dan commentnya yahhh kakaa manizz...

Enjoyyy <3

*****

Cherelle mengerjapkan matanya ketika seorang pria duduk di sampingnya. Arbale, ketua Geros menduduki kursi milik Zecapella. Sepupunya itu memang belum datang. Mana mungkin Zecapella datang sepagi ini ke sekolah.

"Cher," panggil Arbale membuat Cherelle menoleh dan tersenyum tipis. Gadis itu menggigit bibirnya. Berusaha terlihat biasa saja.

"Zee belum datang?" tanya Arbale membuat Cherelle menggeleng.

"Mana mungkin dia datang sepagi ini," balas Cherelle yang direspon tawa oleh Arbale.

Cherelle tersenyum tipis melihat tawa Arbale. Betapa mempesonanya ketua Geros ini.

"Kemarin, dia diapain waktu sampai rumah lo?" tanya Arbale membuka pembicaraan.

Cherelle mengerutkan keningnya. "Lo tahu dia ke rumah gue?" tanyanya bingung.

Arbale mengangguk. "Gue yang antar dia ke rumah lo kemarin sebelum kita ketemu lagi di istana,"

Cherelle membulatkan bibirnya. "Ya, bodohnya sepupu gue masuk dengan keadaan kayak gitu pas makan malam. Nyokap gue hampir aja jantungan ngelihat dia datang babak belur kayak gitu. Bahkan seragamnya juga udah compang-camping," Cherelle langsung terkekeh mengingat bentuk Zecapella ketika pulang kemarin.

"Nggak lama dari situ, bokapnya nelepon nyokap gue. Udah dapat kabar dari pihak sekolah. Terus datang deh undangan dadakan dari istana," lanjut gadis itu membuat Arbale mengangguk.

Cherelle menatap Arbale. "Kenapa Zee bisa ikutan kemarin?"

Arbale menghembuskan napasnya. "Gue nggak tahu dia masih di sekolah," ucap lelaki itu.

Cherelle dapat melihat siratan khawatir yang tampak jelas dari wajah lelaki di sampingnya. Membuat gadis itu menegakkan duduknya tidak nyaman.

"Gue juga nggak tahu Barak mau nyerang kemarin. Kalau gue tahu, pasti nggak akan gue arahin ke sekolah. Sengaja gue arahin ke sekolah karena gue pikir mereka nggak akan berani. Orang gila mana yang mau samperin kandang sekolah lawan," keluh Arbale.

Lelaki itu menelungkupkan kepalanya di atas meja dan menoleh. Menatap Cherelle dari tempatnya. "Kenapa lo beda banget dari saudara lo?"

Mendengar pertanyaan itu, Cherelle mengerjapkan matanya. Ia melirik Arbale yang menatapnya membuat gadis itu langsung mengalihkan pandangannya.

"Minggir,"

Arbale dan Cherelle kompak mendongak ketika menatap Zecapella hadir dengan wajah yang masam. Peluh di sekitar kening gadis itu.

Arbale berdiri. Ia hampir saja mengusap keringat di dahi Zecapella namun gadis itu melangkah mundur. Menatap malas pada Arbale.

"Lain kali kalau mau godain sepupu gue, jangan pakai nama gue," ucap Zecapella kemudian menggeser tubuh Arbale menggunakan lengannya membuat lelaki itu tergeser beberapa langkah.

*****

Begitu jam istirahat berbunyi, Zecapella dan Cherelle memutuskan untuk pergi ke kantin bersama. Sejak jam pelajaran pertama, Zecapella sudah mengeluh kelaparan membuat Cherelle menggeleng. Gadis itu kebiasaan sekali tidak sarapan.

Namun, langkah mereka berdua terhenti ketika mendapati Genzano berdiri di depan pintu kelas. Seakan menunggu kedatangan mereka.

"Zee," panggil Genzano membuat Zecapella mengangkat sebelah alisnya. Genzano kemudian menatap Cherelle. "Gue pinjam sepupu lo dulu ya?" usai mengucapkan itu, Genzano menarik Zecapella mengikutinya tanpa mendengar jawaban dari gadis itu terlebih dahulu.

EVERMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang