HAI HAI HAIIII...
Welkambek!
Siapa yang udah nungguin EVERMORE UPDATE?!?! Nih update buat kaliaaan!
KALAU VOTE DAN COMMENTNYA BANYAK, AKU BAKAL SERING DOUBLE UPDATE!
Selamat membaca, enjooooooyy<3
******
Zecapella kini berada di warung dekat sekolah. Kehadirannya tidak mengusik siapapun. Siapa juga yang berani mengusir ketua Gerosea dari markas perkumpulan Geros?
Gadis itu duduk di samping Arbale yang sedang merokok. Hembusan asap itu membuat Zecapella mengipas tangannya ke udara.
"Ngerokok diperbanyak. Nggak sehat hidup lo," keluh Zecapella pada sahabatnya.
Zecapella menyandarkan tubuhnya pada dinding warung tersebut. Menatap Arbale yang kini meliriknya malas.
"Ngerokok bikin gue tenang," jawab lelaki itu.
Zecapella memajukan tubuhnya. Mengambil rokok milik Arbale yang tergeletak di meja.
"Kalau gitu gue mau. Gue lagi mumet,"
Belum sempat Zecapella mengeluarkan sebatang rokok itu, tangannya sudah dipukul oleh Arbale membuat gadis itu mengaduh.
"Sakit woi!"
"Nggak sehat ngerokok," balas Arbale membuat Zecapella memutar bola matanya.
"Kata orang yang sehari sebungkus," ejek Zecapella membuat Arbale mendecak.
"Lo ngelarang gue ngerokok tapi lo jadiin gue perokok pasif. Sama aja dong!"
Arbale menghela napasnya. "Nggak ada yang nyuruh lo di sini, Zee," jawabnya malas.
Zecapella mengangguk. "Memang nggak ada. Gue aja yang mau di sini. Menemani sahabat gue, sekalian gue juga lagi mumet sih,"
Arbale melirik malas. "Otak sekecil punya lo itu mikirin apa sih sampai mumet?"
Zecapella memukul lengan lelaki itu heboh. "Enak aja mulut lo! Justru otak gue besar ya! Ya, karena nggak pernah dipakai sih," ucap gadis itu sembari terkekeh.
Arbale turut terkekeh. "Nah itu tau," jawab lelaki itu membuat Zecapella mendengus.
Zecapella lalu merebahkan badannya. Menyandar ke bahu Arbale sembari bergumam.
"Gue lagi mumet sama keadaan rumah,"
Arbale diam. Bukan karena penuturan gadis itu. Tetapi karena Zecapella dengan seenaknya menyandarkan tubuhnya pada bahu lelaki itu. Membuat Arbale terdiam berusaha menetralisir kegugupannya.
"Kenapa emang rumah lo? Roboh?" tanya Arbale berusaha santai.
"Ck!" Zecapella mendecak lalu duduk dengan tegap. Memandang Arbale dengan kesal.
Jangan bangun. Kayak tadi aja lebih baik.
"Menurut lo?! Kalau rumah gue roboh, bukan gue yang panik! Ngapain juga panik?" kesal gadis itu membuat Arbale terkekeh.
"Ya udah iya. Kenapa Zee?" tanya lelaki itu melembut.
Zecapella menghembuskan napasnya. "Nggak usah sok imut!" ejek gadis itu.
Arbale mendengus. "Lo emang nggak bisa dilembutin," jawab lelaki itu.
Zecapella kembali bersandar pada bahu Arbale membuat lelaki itu tanpa sadar tersenyum tipis.
"Semenjak waktu gue ikut tawuran, reyang kan manggil gue sama bokap nyokap. Bokap nyokap ribut di situ. Ya akhirnya reyang tahu dan ngusir gue keluar. Katanya mau ngomong sama mereka. Gue nggak tahu reyang ngomong apa, tapi semenjak itu, mereka udah semakin jarang pulang,"
![](https://img.wattpad.com/cover/366441166-288-k943691.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...