Haii haii haii...
Nungguin yaa? Makanya vote dan comment teruss cerita ini supaya semangat aku nulisnyaa...
YOKK SEMANGAT OTW 1K NIHH GAS GAS GASSS
Selamat membaca, semoga sukakkk<3
******
Zecapella tertawa melihat wajah Genzano yang mengerut karena tersiram air. Keduanya malah memilih pergi menuju taman bermain terbesar di kota ini. Keduanya kini sedang bermain arung jeram. Seragam sekolah Zecapella masih kering. Hanya basah terkena cipratan-cipratan kecil dari air yang mengalir bebas. Sedangkan Genzano, lelaki itu sudah menampilkan wajah masamnya. Setengah dari seragamnya bagian kanan sudah basah karena air yang menghujam badannya.
"Banyak sih dosa lo!" Ejek Zecapella membuat Genzano menatap malas.
"Lo cuma beruntung," balas Genzano membuat Zecapella kembali tertawa. Entah apa yang ada di benaknya ketika tiba-tiba mengusulkan untuk pergi ke taman hiburan ini. Awalnya Genzano menolak. Memikirkan kondisi kesehatan gadis itu. Namun, dengan senyuman lebar, Zecapella mencoba meyakinkan. Kondisinya akan baik-baik saja membuat Genzano mau tidak mau menuruti kemauan gadis itu.
Sebelumnya, Genzano sudah berpesan kepada kedua paspampresnya. Menginginkan mereka untuk berjaga di sekitar agar tidak ada yang mengambil gambar maupun video dirinya dan Zecapella secara diam-diam maupun terang-terangan.
Setelah keduanya turun, Zecapella langsung menarik Genzano ke arah roller coaster membuat lelaki itu menoleh dengan cepat.
"Lo mau gue masuk angin?"
Zecapella tertawa. "Justru biar baju lo kering, kita naik itu!"
Genzano memutar bola matanya. "Kalau habis itu gue masuk angin, lo yang tanggungjawab,"
"Iya-iya! Nanti gue yang kerokin lo sampe sembuh," jawab gadis itu sembari kembali menarik tangan Genzano mendekati roller coaster membuat lelaki itu menghela napasnya.
Untung saja ia tidak takut ketinggian ataupun tidak takut menaiki wahana-wahana seperti itu.
*****
"Kering darimana! Nih masih basah,"
Zecapella menyengir begitu Genzano turun dari wahana dengan muka kesal. Ia kemudian menepuk pelan punggung lelaki itu.
"Salah sendiri, mendung," jawab gadis itu membuat Genzano menggeleng pelan. Zecapella pasti selalu ada saja jawabnya!
"Laper," keluh Zecapella membuat Genzano melirik. Ia mengecek jam di pergelanngan tangan kirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore membuat Genzano menatap gadis itu.
"Ayo makan,"
Zecapella dibuat terpaku menatap tangannya yang kini digenggam lelaki itu berjalan menuju food court. Bahkan, Zecapella membiarkan langkahnya mengikuti lelaki itu sembari menatap tangannya yang digenggam erat. Pipinya memanas. Jantungnya berdegup kencang.
Gadis itu kemudian menggelengkan kepalanya. Berusaha menyadarkan dirinya agar tidak terlalu terpaku pada hal sepele seperti itu. Begitu ia mengangkat pandangannya, Zecapella berbinar ketika menatap satu bilik membuat ia langsung berbalik menggandeng tangan Genzano.
"Ke sana aja! Ayo kita foto!"
Genzano terkejut namun pasrah mengikuti langkah Zecapella menuju satu bilik kecil tempat foto. Ia menghembuskan napasnya melihat Zecapella yang semangat menuju tempat foto itu.
"Kita harus mengabadikan--"
"Mengabadikan momen bolos?" potong Genzano membuat Zecapella terkekeh. Gadis itu mengangguk. "Mengabadikan momen bolos lo dan gue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...