Selamat datang kembali!!
Pasti baca prolog dan bab satu kalian masih bingung, ini tokoh utamanya siapa ya? HAHAHA
Gapapa, aku jamin seruu makanya baca terus yaahh!
jangan lupa sertakan vote dan comment kalian.enjoyyy <3
*****
Zecapella menyeret tas sekolahnya yang sebelumnya ia lampirkan di bahu kirinya. Melangkah malas keluar berjalan menuju gerbang sekolahnya.
Cherelle sudah pamit terlebih dahulu meninggalkannya. Gadis itu harus pergi berlatih ballet untuk persiapan kompetisi bulan depan.
Menyedihkan sekali, meskipun ia merupakan ketua Gerosea, ia sama sekali tidak mempunyai teman lain sedekat Cherelle dan Arbale.
Gadis itu menyusuri koridor sekolahnya dengan masam. Entah perasaannya saja atau memang sekolahnya sepi sekali. Zecapella hampir saja tidak menemukan murid-murid di sekitarnya.
Ia juga mendecak pelan. Mau tidak mau ia menghabiskan waktunya di warung belakang sekolah, sembari menunggu Cherelle selesai dengan latihannya.
Begitu hampir sampai di gerbang sekolah, ia mengerutkan keningnya menyadari ada segerombol siswa yang jelas sekali bukan berasal dari sekolahnya. Ia mendelik bingung saat gerbang sekolahnya ditutup dengan rapat. Padahal ini jam pulang sekolah dan tidak biasanya gerbang sekolahnya ditutup serapat ini.
Begitu mendekati pagar, ia dapat melihat salah satu siswa SMA Pusaka yang terletak dekat sekali dengan sekolahnya menyeringai. Menyadari kehadiran Zecapella dari dalam gerbang SMA Nusantara.
SMA Pusaka dan geng baraknya.
"Woy! Ketua Gerosea!" panggil salah satu siswa itu dengan keras membuat Zecapella mendelik malas.
Langkahnya berjalan menuju gerbang sekolah. Namun, ketika hampir sampai, tangannya ditahan oleh seseorang membuat Zecapella menoleh.
"Jangan ke sana,"
Zecapella mengerjapkan matanya. Memandang putra tunggal presiden dengan bingung. "Kenapa?" tanyanya. "Bale dimana?" lanjutnya bertanya pada lelaki di sampingnya yang juga sahabat Arbale.
"Bale di warung. Kayaknya sebagian nyamperin ke warung dan sebagian ke sini," ucap Genzano sembari melirik ke arah pagar.
"Sini woy!" panggil siswa itu lagi dari luar pagar.
Genzano menggeleng pelan. Ia kemudian menarik Zecapella untuk bersembunyi di balik pos satpam sekolahnya. Genzano membuka pintu pos yang tidak ada satupun orang di dalamnya. Menarik Zecapella memasuki pos tersebut membuat gadis itu segera melayangkan tangannya ke arah dadanya. Menahan degupan jantungnya agar tidak terdengar lelaki itu.
"Mereka kayaknya mau nyerang," ucap Genzano tanpa menatap Zecapella.
"Anak Gerosea ada di warung?" tanya Zecapella. Genzano menoleh lalu menggeleng.
"Geros aja," jawab lelaki itu membuat Zecapella mengangguk.
"Apa sih maunya mereka itu?! Sirik banget sama sekolah kita," ucap Zecapella dengan malas. Gadis itu kemudian menarik kursi kayu di hadapannya dan duduk di sana. Meletakkan totebagnya dengan asal.
"Mereka ngincar Bale," jawab Genzano sembari memainkan ponselnya.
Zecapella mengangguk mengerti. Sebagai ketua Geros, pastinya Arbale akan dicari kemana-mana meskipun sahabatnya itu tidak memiliki salah atau tidak melakukan apapun.
Zecapella kemudian menatap Genzano dari belakang. Lelaki dengan tinggi menjulang itu sibuk dengan ponselnya membuat Zecapella mendengus.
"Terus, tujuan lo narik gue ke sini apa? Lagian gerbang digembok kok. Mereka nggak akan masuk," tanya Zecapella.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERMORE
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] "Kenapa? Kenapa gue harus ikut berkorban cuma karena rasa nggak enak lo sama sepupu lo?" Zecapella mengerjapkan matanya. Menatap lelaki yang menjulang tinggi di hadapannya. "Nggak ada urusannya. Hidup lo ya hidup lo. B...