Chapter 1

3.8K 329 32
                                    

Telihat tugas sang bulan telah selesai. Matahari telah pun menampakkan sinarnya yang indah. Burung burung berkicau dan angin sepoi sepoi menambahkan suasana pagi yang damai.

Tapi mungkin itu tidak berlaku pada remaja bersurai dwiwarna merah putih dengan netra biru laut yang saat ini sedang berlari tergesa gesa di lorong Academy. Mengabaikan peraturan tak tertulis yang melarang siswanya berlarian di lorong.

Siapa peduli tentang peraturan itu, ia sudah terlambat karena bangun kesiangan tadi. Bahkan teman sekamarnya tidak ada satupun yang membangunkannya. Sebenarnya dari semua saudaranya hanya ia yang tinggal di asrama. Ada beberapa alasan sih.

Ia pun mulai memelankan laju larinya ketika dirasa akan tiba di kelasnya. Ia pun sedikit mengintip lewat jendela kelas yang terbuka. Sedikit menghela napas lega ketika guru yang mengajar belum sampai di kelasnya. Tapi suara berat di belakangnya membuatnya berubah pikiran.

"Sedang apa disini?"

Sedangkan yang ditanya terlonjak kaget. Dibelakangnya berdiri guru yang akan mengajar di kelasnya.

"Maaf pak SEATO, ini saya juga mau masuk." Katanya sambil memalingkan wajah ke sembarang arah.

SEATO hanya menghela nafas kasar, ia sudah terlalu hafal dengan tabiat murid didepannya ini. Untung saja saat ini dirinya yang sedang mengajar. Bayangkan jika temannya yang dingin itu, mungkin anak didepannya sudah berada di lapangan untuk melaksanakan hukuman.

"Cepat masuk." Ujarnya yang langsung dibalas anggukan semangat anak di depannya.

Setelah memastikan anak itu sudah duduk ditempatnya, ia pun masuk kelas dan mulai menerangkan.

🍀🍀🍀

Kringg!!
Kringg!!

Suara bel istirahat sudah terdengar. SEATO pun mulai menutup sesi kelas pada pagi itu.

"Baik anak anak sekarang waktunya istirahat, bapak pergi dulu." Selesai mengatakan itu SEATO langsung pergi keluar kelas.

"Kenapa bisa hampir terlambat?" Sebuah suara datar terdengar.

Indonesia pun menoleh kearah temannya sambil menyengir.

"Biasalah. Lagipula teman sekamarku tidak ada satupun yang membangunkanku." Jawabnya pada pemuda bersurai biru merah biru dengan penutup mata bergambar bintang merah itu sambil merengut.

"Kau kira mereka itu alarm berjalanmu?"

"Tentu tidak Northy, lagipula apa salahnya menolong teman mereka yang tampan ini." Jawab Indo sambil menaik naikkan alisnya.

Northy aka North Korea itu rasanya ingin berteriak didepan wajah Indo sambil mengatakan 'Wajahmu itu imut tau'. Tapi yang ada sahabat kecilnya itu akan merajuk.

"Sudahnya aku ingin keluar dulu. Jangan kangen~" ujar Indo kegeeran.

Sedangakn NK hanya menatap malas kepadanya.


🍀🍀🍀


Disepanjang Indo berjalan, terdengar bisik bisik yang membicarakan tentangnya. Tentu itu bukan hal yang positif karena,

"Hei bukankah itu sampah dari kelas S?"

'Sepertinya aku mendengar anjing menggonggong'

"Bagaimana dengan mana dan daya sihir yang rendah dia berhasil masuk ke kelas S yang isinya hanya siswa berkekuatan hebat itu?"

'Ya mana ku tahu bego, protes saja sana ke orang yang menempatkanku di kelas itu'

"Mungkin karena ia mendapatkan Familiar lebih dari satu itu."

"Meskipun memiliki 2 Familiar, tapi itu hanya Familiar tidak berguna."

'Nyeh bacot'

"Atau mungkin ia merengek pada Pak ASEAN agar dimasukkan ke kelas S itu hahaha."

'Buat apa aku melakukan hal tidak berguna itu?'

Indo pun menpercepat jalannya, enggan mendengarkan bacotan sampah yang keluar dari entitas entitas tidak dikenal itu. Setelah sekian lama berjalan akhirnya ia sampai di depan pintu perpustakaan.

Beberapa hari yang lalu ia berjanji kepada penjaga perpustakaan bahwa ia akan membantu untuk menata buku-buku di perpustakaan.

"Bibi Mey selamat pagi." Ucap Indo.

"Selamat pagi juga Tampan." Jawab Meylia si pustakawan.

"Indo memang tampan, kemana saja bibi selama ini." Ujarnya dengan percaya diri.

Meylia hanya terkekeh pelan melihat tingkah dan keimutan anak didepannya ini.

"Mau bantukan? Sekarang rapikan buku buku yang ada di sebelah utara, okeh?"

"Siapp." Jawab Indo semangat.

Meylia hanya menatap kepergiaan Indo dengan senyum teduhnya. Anak manis yang malang, hanya karena mananya yang rendah ia sampai di olok olok oleh siswa lain. Hah ia selalu berharap agar anak manis itu selalu bahagia.

🍀🍀🍀

"Bibi Mey Indo sudah selesai." Meylia menoleh ketika mendengar suara susu itu memanggilnya.

"Terima kasih ya... ini sebagai ucapan terima kasih." Ujar Meylia memberikan pie stroberi ke Indonesia.

"Wahh... terima kasih bibi~" Indo tak menolak. Lagipula ia belum makan apapun dari pagi.

Meoww~

Suara kucing mengalihkan perhatian Meylia. Ia menundukkan kepalanya melihat Familiar kucing Indo sedang menggosok gosokkan kepalanya ke kaki Meylia.

"Ya ampun Yui... maafkan aku aku tidak membawa makanan selain pie stroberi."

Meowww~

Terlihat kucing jadi jadian itu menundukkan telinganya sedih.

'IMUT'

'Tidak tuan tidak peliharaan mereka sama sama imut.'

Meylia tersipu.

"Tidak apa bibi... Indo membawa makanan untuk Yui." Ujar Indo.

"Kalau begitu Indo pergi dulu ya." Ujar Indo sambil menggedong Yui.

"Hati hati ya."

"Okeyyy~"


TBC.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang