Chapter 21

2K 261 80
                                    

Drap

Drap

Drap

Suara derap kaki terdengar. Drim, demon yang tadi bersama Marianne kembali. Ia tadi ada urusan sebentar sehingga meninggalkan Marianne sendiri. Tapi setelah ia mendekati sel-sel itu, Drim tidak merasakan hawa keberadaan Marianne sama sekali.

Ketika ia sibuk mengedarkan pandangannya tiba-tiba ada suara pedang yang diayunkan terdengar di telinganya, membuatnya otomatis berbalik.

Tapi apa? Yang terlihat dimatanya malah seorang pemuda yang memegang belati dengan posisi terbalik, Drim membelalakkan matanya ia seolah dunia sedang terbalik.

'A-aku... terpenggal?!'

Bruk

Suara tubuh yang terjatuh tanpa kepala itu membuat semua orang yang melihatnya bergidik.

"Ah Mata pisaunya terbalik." Ujar Indo melihat belati di tanganya.

Indo kemudian melihat sekelilingnya, banyak yang memandangnya ketakutan. Jujur ia tidak peduli dengan reaksi orang sekitar. Ia melihat ke arah Cia yang terdiam. Ah mungkin anak itu akan takut kepadanya.

"Kakak cantik baik-baik saja?" Gumam Cia bertanya.

Indo sedikit tertegun dengan senyum lembut ia menjawab,

"Aku baik-baik saja. Kamu tidak takut?"

"Aku lebih takut dengan demon tadi, kakak juga sudah menyelamatkanku..." Cia menatap mata Indo langsung. Indo tersenyum dan mengelus kepala Cia lembut.

"Nak terima kasih... terima kasih..." Feli berterima kasih dengan terisak. Ia sangat bersyukur, putri semata wayangnya bisa selamat.

"Jangan terlalu dipikirkan." Jawab Indo santai. Indo kemudian berjalan ke arah salah satu sel. Ia merasa tidak asing dengan orang yang berada disana.

"Hei cebol bukakan sel ini agar kita bisa bebas!" Teriak Japan yang diabaikan oleh Indo.

'Siapa yang kau sebut cebol bangsat!'

Indo mendumel dalam hati. Indo lalu menyabetkan belatinya ke gembok yang mengunci sel itu. Ia kemudian masuk dan melihat seorang pemuda dengan lebam yang menghiasi tubuhnya, mungkin ia sudah beberapa hari disini, pikir Indo.

"Woi setan!" Panggil Indo.

Yang dipanggil Indo sedikit mengangkat kepalanya.

"Lah beneran setan." Gumam Indo ketika melihat wajah temannya yang sudah terhiasi lebam.

"Kok kau bisa disini, Than?" Indo duduk disampingnya dan merangkul akrab orang itu.

Ethan anak  Athan, orang yang dipanggil paman di chapter 4 itu adalah teman sepergoblokan Indo selain Reinhart.

"Aku tersesat di saat ingin ke Skia."

Skia, Hutan bayangan yang disebutkan Reinhart di chapter berapa itu, lupa saya.

Indo dan Rein memang kerjaannya main disana. Tak heran mereka tidak tersesat karena tau seluk beluk dari hutan itu.

"Lalu saat aku ingin keluar malah ketemu makhluk jelek itu." Tambah Ethan.

"Goblok banget." Cibir Indo.

"Bodo." Biarin Ethan ngambek. Tingkah Indo memang kadang-kadang kek setan tergantung siapa yang mengajaknya bicara.

"Kau kan dah bebas, kok ga keluar?" Tanya Ethan heran.

"5 menit lagi bakal ada penjaga yang patroli dan kasih makan kita. Kita semua ga bisa keluar dari sini sekarang." Jawab Indo. Sedangkan yang lain hanya menyimak pembicaraan keduanya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang