Chapter 62

1.6K 233 106
                                    

Lemah.

Letih.

Lesu.

Itulah keadaan Singapore sekarang. Dengan badan terbungkus selimut dan handuk basah di keningnya, kita bisa menebak apa yang terjadi padanya. Yep, anak ketiga ASEAN itu sedang demam.

Sebenarnya Singapore adalah orang yang tidak mudah sakit. Tapi sekalinya sakit sudah seperti orang yang hidupnya hanya tinggal sehari lagi.

Singapore kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Tugasnya sebagai osis di akademi dan sebagai pewaris ASEAN masih menantinya. Ia tidak bisa hanya berbaring saja sepanjang hari.

Dengan langkah pelan, Singapore beranjak menuju dimana walk-in closet nya berada. Setelah berjuang susah payah, akhirnya Singapore selesai berpakaian. Meskipun ia punya maid pribadi, tapi Singapore tidak pernah mengizinkannya untuk membantunya berpakaian.

Seumur hidupnya, yang pernah melihatnya bertelanjang dada hanya kedua orang tuanya dan Indonesia.

Kriet

"Kak, ayo berangkat bersama..." Brunei terdiam saat melihat wajah singapore yang merah dengan nafas terengah-engah.

"Kau demam?! Apa sebaiknya tidak istirahat saja?" Tanya Brunei setengah berteriak.

"Tidak. Aku hanya flu, jadi aku masih kuat berangkat sekolah." Jawab Singapore datar.

"Itu artinya kau sakit." Ucap Brunei sembari mengambil buku-buku yang dibawa Singapore.

"Hei-"

"Lupakan tentang akademi. Kau harus istirahat di mansion!! Aku tidak mau nanti kak Indo akan marah padaku karena membiarkanmu." Brunei mendorong tubuh Singapore agar kembali beristirahat.

"Aku akan berangkat sekarang!! Kau jangan mati! Ana akan kemari nanti." Ucap Brunei membekap Singapore dengan selimut.

"Aku tidak bisa bernafas bodoh!! Dan juga kau berisik sekali, aku tidak akan mati."

"Diantara kita semua, yang bisa menggunakan sihir penyembuh hanya Kak Indonesia, itupun hanya sihir penyembuh sederhana. Jadi tahan saja sampai Kak Indo pulang." Ujar Brunei sebelum akhirnya menutup pintu kamar Singapore.

Singapore meletakkan lengannya dikeningnya, mulutnya menggerutu pelan.

"Kenapa kakak tidak pulang-pulang sih... apa dia sangat betah disana..." bukannya apa, Singapore sudah rindu berat pada sang kakak. Sejak hubungan mereka membaik, Indo lebih sering menghabiskan waktu dengan adik-adiknya. Jadi wajar saja, Singapore dan yang lain sangat menempel pada Indonesia.


🍀🍀🍀

"Hubungan kita berakhir. Bye." Ethan segera berbalik tanpa mendengarkan penjelasan apapun yang dilontarkan sang mantan.

Meskipun ia selalu di duakan, tapi selalu Ethan yang terlebih dulu memutuskan hubungan mereka. Singkatnya sih, harga diri bos. Masa udah diselingkuhi terus di campakin, mau ditarus dimana wajah rupawan Ethan.

"Wih selamat kembali ke circle Jojoba." Seru Indonesia yang dari tadi mengintip. Tak hanya dia, Reinhart dan Gabriel juga ada disana.

*Jojoba: jomblo-jomblo bahagia

"Ayo ke bar buat ngerayain kembalinya salah satu anggota kita!!" Seru Reinhart yang disahuti dengan semangat oleh Indonesia.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau kapan pulang?" Tanya Ethan sembari menyesap wine yang ia pesan. Ethan mendesis pelan saat merasakan rasa panas dari minuman haram itu mengalir di tenggorokannya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang