Chapter 60

1.6K 243 127
                                    

Srek

Srek

Gabriel dengan fokus membalik dokumen-dokumen yang menumpuk di mejanya. Ia sedikit menantikan kehadiran teman-teman gilanya itu. Meskipun berbeda benua, tapi mereka bisa saja datang sekejap mata.

Tok

Tok

Tok

"Saya izin masuk, pangeran mahkota."

"Hm."

Gabriel melihat kepala pelayan istananya, Axel masuk diikuti beberapa orang dibelakangnya yang sedang membawa sebuah kotak yang sangat besar.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Ini adalah hadiah pernikahan yang dikirim langsung oleh pemilik guild petualang Evil." Gabriel mengernyitkan keningnya. Tak lama  kemudian menghela nafas kasar.

"Hah... pergilah." Usir Gabriel sembari memijit keningnya pelan. Axel dan pelayan lainnya lalu membungkuk dan berjalan keluar ruangan.

"Sudah tidak ada orang." Ucap Gabriel entah kepada siapa.

Brak

"Hah!! Pengap sekali sialan!!" Ethan membuka kotak kayu itu dengan kasar. Tidak hanya dia, Indonesia dan Reinhart juga ada didalamnya.

"Datanglah dengan normal, brengsek!!" Maki Gabriel kepada ketiganya. Sebenarnya Gabriel dulu anak yang sopan dan selalu menjaga ucapannya, tapi sejak bertemu dengan tiga bocah setan didepannya, ia jadi ketularan tingkah gila mereka.

"Mau bagaimana lagi, permaisuri tiba-tiba mem blacklist kami, jadi kami tidak bisa masuk ke istanamu." Ujar Indonesia langsung duduk di sofa tanpa harus disuruh terlebih dahulu.

"Huweee!! Padahal aku yang paling tua diantara kalian, tapi kenapa kau yang nikah dulu!!" Rengek Reinhart sembari memeluk Gabriel.

"Jangan menangis, nanti karpetnya basah." Ujar Gabriel datar.

"Keterlaluan!!"

Tok

Tok

Tok

"Pangeran, ini saya Axel."

"Masuklah."

Axel kemudian masuk sembari mendorong troli berisi kue dan camilan.

"Saya membawakan camilan untuk anda semua." Ujar Axel sembari tersenyum.

"Kau yang terbaik, Axel!!" Indonesia mengacungkan jempolnya dengan senyum lebar.

"Xel, ngga ada wafle kah?" Tanya Ethan dengan kurang ajarnya.

"Ngelunjak, bangsat." Cibir Reinhart.

"Maaf, akan segera saya siapkan."

"Yang makan kue itu harus bayar." Ucapan Gabriel membuat tangan Indonesia yang baru saja akan menyuapkan kue itu ke mulutnya terhenti seketika.

"Kau jatuh miskin ya?" Tanya Indonesia dengan nada kasihan.

"HAH?!"

"Sudah-sudah. Ingat tujuan kita disini." Ujar Reinhart sembari duduk lesehan di karpet.

"Jadi kau nikah sama siapa?" Tanya Reinhart menambahi.

"Anak kerajaan sebelah, Alice Garcia." Sahut Indonesia yang ikut lesehan disebelah Reinhart, tak lupa dengan sepiring penuh kue dipelukannya. Tangan kirinya membawa sebuah kertas yang berisi penyelidikan tentang orang bernama Alice tersebut.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang