Chapter 5

2.2K 255 24
                                    

Terlihat Indonesia yang baru sampai ke akademi Wilwatikta. Akademi terbesar di benua Tenggara. Ia sebenarnya sudah berangkat dari pagi, tapi ia mampir-mampir dulu, untung saja belum terlambat.

Ia melangkahkan kakinya masuk dan berjalan dengan tenang karena semua siswa sepertinya sudah berada didalam kelas meskipun bel belum terdengar.

Ia pun sampai didepan kelas yang mempunyai tulisan KELAS S-2 yang terukir di pintu masuk.

Saat masuk pemandangan membagongkan terlihat jelas di mata MC kita. Bagaimana tidak, terlihat SK dan Japan yang menjahili NK berujung mereka yang gosong. India yang karaokean dibangku belakang dengan Iran. Italy yang sedang mukbang pizza, America dan Rusia yang bertengkar dengan China yang mengompor ngompori keduanya, dan terakhir baji-ekhem maksudnya Netherlands yang sibuk menghias mejanya dengan bunga tulip.

Kelas S-2 hanya diisi oleh 11 country yang dianggap paling kuat. Makanya saat Indo terpilih menjadi salah satu bagian kelas S-2, banyak yang tidak terima. Menurut mereka, Indo hanya country lemah dengan hobi yang tidak berguna, bagaimana country sepertinya masuk ke kelas S-2.

Bahkan Israel, yang digadang gadang kuat pun tidak bisa masuk ke kelas S-2 itu.

Bangku Indo terletak di nomor dua dari belakang. Belakangnya Netherlands, Depannya NK, dan sampingnya adalah si biang perusuh, America.

Baru saja ia duduk, bangkunya di tendang tendang oleh Neth dari belakang. Tanda imajiner tercetak jelas di dahi.

"Hei, hentikan kaki mu brengsek." Indo menoleh kebelakang.

"Heh~ kalau aku tidak mau?" Tanya Neth menyeringai.

"Ku bunu-"

"Selamat pagi anak anak."

Suara Indo terpotong oleh ucapan wali kelas mereka yang baru masuk. Indo langsung menghadap kedepan mengabaikan apa yang akan diucapkannya tadi.

"Pagi Bu..." Ucap siswa serentak.

"Oke India, bisakah kamu menghentikan nyanyianmu itu?" Ucap WHO ke arah India yang sibuk sendiri itu.

"Maaf Bu..."

"Kenapa tidak memberitahuku bego." Cerca India ke Iran dengan nada kecil.

"Kau yang budeg sat." Balas Iran kesal.

WHO mengabaikan keributan kecil itu dan mulai menerangkan.

°
°
°
°
°
°
°
°
°

Waktu kurang 10 menit sebelum bel istirahat berbunyi, dirasa waktunya pas, ia memberikan pengumuman ke siswa siswanya itu.

"Anak anak, beberapa hari lagi Akademi akan mengadakan sebuah Ujian sihir. Kalian yang berasal dari kelas S-2 akan dicampur dengan kelas lain maupun dengan siswa tingkat lain."

"Satu kelompok berisi 4-5 orang, dan akan dipilih secara acak. Dan semua wajib mengikuti, untuk pembagian kelompok dan peraturan peraturannya kalian bisa membacanya di mading."

"Sekian, saya harap kalian akan bersungguh sungguh. Jaga kesehatan kalian, dan minimalisir luka yang kalian akan dapat. Dan juga perbanyak latihan. Permisi." WHO lalu keluar.


🍀🍀🍀


Indo sekarang sedang menuju ke kafetaria terlebih dahulu. Ia yakin didepan mading sekarang sangat ramai, daripada berdesakan ia lebih baik mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

Saat makan ia melihat ke meja yang tak jauh dari tempat ia duduk. Terlihat anak anak ASEAN sedang memakan sebuah bekal yang mereka bawa. Ia tersenyum, sebenarnya bekal itu ia yang masak. Tapi ia sudah mengatakan ke Ana agar mengaku bahwa itu masakannya.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang