Chapter 3

2.3K 286 11
                                    

Sepanjang jalan Indo hanya membalik balikkan belati barunya sambil berseru kagum.

"Keren sekali kan Yui?" Tanya Indo kepada Yui yang sedari tadi diatas kepalanya.

Meoww~

~Indo beli senjata baru?

~Wah aku merasakan energi yang kuat dari belati itu

{Aku tidak membeli tapi menyuruh paman John untuk membuatkanku senjata baru dan ya magic stone tingkat tinggi tertanam di belati itu}

Saking fokusnya Indo menjelaskan belati itu, ia sampai menabrak seorang berjubah di depannya. Indo terjatuh namun tidak dengan orang di depannya.

'Ini ga ada niat nolongin kah?'

"Aduh... maafkan aku, aku tidak melihat jalan." Ujar Indo sambil berdiri lalau menggendong Yui.

"Sekali lagi maaf." Indo lalu berlalu pergi.

Sedangkan orang didepannya hanya menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

🍀🍀🍀

??? POV

Terlihat sesosok pria yang menggunakan jubah sedang memantau keadaan di pasar. Ia mengedarkan pandangannya lalu tak sengaja matanya menatap ke arah remaja yang sedang bermain dengan kakaknya.

'Andai kau masih ada, mungkin kau seusia anak itu'

Ia lalu mengalihkan pandangan ke arah remaja laki laki yang berjalan kearahnya sambil mengagumi sebuah belati. Dan di atas kepala remaja itu ada... kucing?

Sesuai dugaannya remaja tadi akhirnya menabraknya. Surainya yang bewarna merah putih membuatnya merasa kaget untuk sesaat sebelum mendengar remaja tadi meminta maaf.

Brukh

"Aduh... maafkan aku, aku tidak melihat jalan." Ujar anak itu sambil berdiri.

Sedangkan ia hanya menatapnya saja.

'Pendek'

Sampai anak itu pergi ia hanya berdiri mematung di situ sampai sebuah suara masuk ke indra pendengarannya.

" Pangeran, ada sesuatu yang ingin saya laporkan kepada anda."

"Hm... laporkan di ruanganku."

"Baik."

🍀🍀🍀

Sekarang Indo sedang berada di Kafetari, seperti biasa always mie dan segelas sirup. Saking fokusnya ia makan, ia tidak sadar bahwa ada orang yang duduk didepannya.

"Kak..."

Indo mendongakkan kepalanya, kaget salah satu adiknya berada didepannya.

"Kenawhy Brun?" Indo bertanya pada salah satu adiknya yang paling waras.

"Ayah menyuruh kakak untuk pulang."

"Ah... apakah ada masalah?" Tidak biasanya Indo disuruh pulang.

" aku tidak tau... " Brunei berkata sambil menggelengkan kepalanya.

"Begitunya... kalau begitu aku akan mempersiapkan barang barangku dulu." Ujar Indo.

"Kau sudah makan? jika belum cepatlah makan, aku tidak ingin kau sakit.." tambah Indo sambil mengelus kepala Brunei.

"Heum." Jawab Brunei sambil menundukkan kepalanya.

Ketika Indo sudah pergi, Brunei menyentuh kepalanya sambil tersenyum sendu.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang