Chapter 2

2.6K 291 99
                                    

Setelah seharian beraktivitas, Indo merasakan tubuhnya yang serasa akan patah. Ia pun cepat cepat kembali ke kamarnya agar tidak keduluan teman sekamarnya yang menyebalkan itu.

"Hah... " Indo langsung merebahkan tubuhnya dikasurnya setelah mandi tentunya.

~Indo lelah?~

~kasian sekali... Indo mau minum?~

~Indo, Indo kepanasan?~

Dan masih banyak suara yang menanyakan keadaannya. Entah sejak kapan ia dapat melihat Fairy atau biasa disebut peri itu. Suara terdengar sekarang adalah suara Peri air Undine dan peri angin Sylph. Undine dan Sylph adalah peri tingkat rendah. Mereka banyak berkeliaran di akademi.

{Tenang saja, aku baik baik saja kok}

Indo menjawab didalam hati. Mendengar suara pintu yang terbuka ia buru buru menutup matanya.

Ceklek

Terlihat seorang pemuda bersurai putih bercampur biru dan merah sedang melihat kearah gundukan selimut di kasur dipinggir jendela dengan tatapan yang sulit diartikan.

Ia kemudian mendekati kasur Indo. Sedangkan Indo yang merasa di awasi pun merinding.

{Undine apa yang dilakukan Rusia?! Laporkan apa yang kau lihat, cepat!}

Rusia, salah satu teman sekamarnya yang berasal dari ras Dragon. Omong omong yang dapat mendengar suara Indo hanya para peri.

~Baik... ~

~Dia mendekat... ah ia mengarahkan tangan ke arah Indo~

Sedangkan Indo semakin panik.

'Ah apakah dia akan mencekikku?! Sial, aku bahkan belum menghabiskan uang uangku!'

Sedangkan Rusia semakin mendekatkan tangannya ke kepala Indonesia dan akhirnya mengelusnya lembut.

?!

'Apakah bocah ini kerasukan?'

Tidak lama kemudian, Rusia menarik tangannya menjauh sambil bergumam.

"Dasar pendek."

!!!

'Si sialan ini!!!'

🍀🍀🍀

Sekarang Indo sudah berada di kantin. Entah bagaimana pagi ini ia bisa bangun dengan cepat.

"Indo, mau pesan apa?" Tanya Mary. Ia adalah orang yang mengelola kantin. Indo cukup dekat dengan Mary karena beberapa kali ia menawarkan diri untuk membantu.

"Seperti biasa saja bibi."

"Baik."

Sepiring mie dengan susu sudah tersaji didepannya. Mary kemudian meletakkan pie stroberi ke depan Indo.

"T-tapi aku biasanya tidak memesan pie kan?"

"Dan apa apaan susu itu... aku bukan anak kecil lagi."

"Pie ini hadiah dariku oke... dan bukan anak kecil saja yang boleh meminum susu." Ucap Mary sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Woah... terima kasih." Ujar Indo sambil tersenyum manis.

'Imutnya!!'

Ah andai anaknya satu satunya itu mau menikah, mungkin sekarang ia sedang menimang cucu. Tapi tak apalah, Indo lebih imut dari semua anak yang pernah ia temui.

"Kalau begitu makan yang banyak." Ujarnya sambil mengusak rambut Indo.

"Jangan elus kepalaku." Ujar Indo cemberut.

"Haha... maaf maaf."

🍀🍀🍀

Terlihat matahari bersinar terang menandakan hari sudah siang tetapi Indonesia sudah berada di pasar. Tadi pagi, kelas ditiadakan karena guru-guru sedang rapat.

Suasana pasar yang begitu damai dan kondusif. Ada beberapa prajurit kerajaan yang selalu berpatroli membuat tingkat kejahatan hampir tidak ada.

Sepertinya Indo belum bilang ya, kerajaan terbesar sekaligus tempat tinggalnya ada di benua Tenggara. Kerajaan bernama Emerald of Wilwatikta inilah yang mendamaikan peperangan antar ras yang terjadi beberapa ribu tahun dulu. Raja yang memerintah saat ini bernama raja Majapahit didampingi oleh sang ratu bernama Zamrud.

Mereka sama sama dari ras Elf, dan juga memiliki 6 orang anak.Hanya mereka ras Elf yang tidak bersembunyi di hutan. Padahal Elf biasanya  tidak akan berbaur dengan ras lain.

Dulu beredar bahwa anak ketujuh mereka hilang saat terjadi gelombang monster yang melanda kerajaan. Gelombang monster itu dikendalikan oleh seorang penyihir hitam yang terobsesi akan peperangan.

Sayangnya saat semua orang sibuk, salah satu dayang berkhianat dan menculik pangeran bungsu. Beberapa hari kemudian dayang itu ditemukan didalam hutan mati dalam keadaan tak bernyawa tanpa pangeran bungsu disisinya.

Ratu yang mendengar itu sangat terpukul. Banyak yang menduga bahwa pangeran telah mati dimakan monster, karena hutan mati yang terkenal akan bahayanya.

Lupakan soal pangeran itu, Indo sekarang ada suatu hal yang lebih penting. Ia hendak mengambil barang pesanannya dari pandai besi yang ada di pasar itu.

"Paman, apa belatiku sudah siap?"

Belati yang ia pesan bukan sembarang belati, didalam belati itu tertanam magic stone yang ia dapat dari berburu monster.

"Ah Indo, kebetulan tadi pagi belati itu sudah siap." Jawab John si pandai besi. Orang orang dipasar rata rata sudah mengenal Indo. Makanya tidak heran saat diperjalanan banyak sekali yang menyapanya.

"Wah keren sekali kan." Ucap Indo memamerkan belati barunya pada orang orang yang berada disana.

"Indo kau tidak punya magic stone yang lain? Konsep pedang atau belati dengan magic stone tidak banyak yang tau... aku ingin menjual pedang pedang itu."

"Hm? Ada sih tapi..."

"Tenang saja tentu aku akan membelinya sesuai dengan tingkatannya."

"Deal!"

Indo langsung mengeluarkan puluhan magic stone yang ia punya.

"Segini cukup kan?"

?!?!

Semua orang sangat terkejut, bagaimana tidak magic stone yang ia keluarkan rata rata memiliki tingkat sedang.

"Darimana kau mendapatkan Magic Stone yang banyak ini?" Tanya John sambil memegang pundak Indo.

"E-eh... rata-rata sih dari monster serigala, memangnya kenapa?"

" kau melawannya sendiri?!" John terkejut.

'Pake nanya'

"Heum... sudah ya paman, aku izin keluar hanya sebentar tadi." Setelah menerima sekantong koin emas, Indo pamit.

"Hah baiklah... Hati hati di jalan oke?"

Indo hanya mengangguk anggukan kepalanya.

TBC.

Minal aidin wal faizin 🙏

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang