Chapter 44

1.9K 228 72
                                    

Chirpp~ chirp~

"Gantian, Nix..." Indo dari tadi menyuapi Nix dan bluêfĕ bird bergantian, meskipun terkadang Nix selalu menyerobot saat Indo menyuapi bluêfĕ bird kecil itu. Yui yang ikut menyaksikan mereka hanya menguap malas.

"Familiarmu posesif sekali ya..." Panca berbicara kepada Indo dengan senyum andalannya.

"Hehe..." Indonesia hanya terkekeh canggung, ia jadi merasa tidak enak kepada Panca gara-gara Nix yang membuli bluêfĕ bird milik pangeran kedua itu.

"Aaaa~" Nusa menyuapkan sesendok cheese cake blackberry kepada Indo. Jadi, Indo menyuapi 2 burung kecil, dan Nusa menyuapi Indo. Saling suap-suapan gitu.

Mata Indo berbinar merasakan kelezatan cheese cake itu. Sayang sekali Aster berada di luar, padahal anak itu sangat suka makanan seperti ini.

 Sayang sekali Aster berada di luar, padahal anak itu sangat suka makanan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu." Ucapan Panca membuat Indonesia memiringkan kepalanya. Panca dan Nusa hampir terkena heart attack parah kalau saja tidak bisa mengendalikan diri mereka.

"Bagaimana kamu bisa mendapatkan bunga athanasías?" Tanya Panca. Athanasías, bunga keabadian yang menyelamatkan sang Ratu Wilwatikta dari ambang kematian.

"Oh, itu... kalau tidak salah, guru saya pernah menanamnya." Jawab Indo sembari mengetuk-ngetuk sendok di dagunya.

"Guru?"

"Heum... sebelum saya bertemu dengan Papa, Saya tinggal bersama guru saya." Jawab Indo sembari melahap potongan cheese cake yang terakhir.

Panca mengerutkan keningnya. Ia memang tahu kalau semua anak ASEAN itu tidak ada yang kandung, alias hasil mungut. Tapi ia tidak pernah tahu jika dulu adiknya ini mempunyai seorang guru.

Sebenarnya beberapa waktu setelah keluarga kerajaan mengetahui kalau Indonesia adalah Nusantara yang asli, Indosila menyuruh Petrus untuk mencari segala Informasi dari Indonesia kecil sampai Indo besar. Tetapi yang Petrus temukan hanya secuil informasi sebelum Indo resmi menjadi bagian dari ASEAN.

Rasanya rada tidak percaya. Petrus yang biasanya tahu segala seluk beluk setiap orang malah tidak bisa mencari tahu informasi tentang adiknya sendiri. Meskipun sampai sekarang Petrus masih berusaha untuk mendapatkannya.

Keluarga kerajaan juga sebenarnya tidak terlalu menuntut Petrus, beda dengan Pangeran kembar yang setiap Petrus kembali ke istana selalu merecokinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama. Membuat Petrus hampir menembak kepala keduanya jika tidak mengingat hubungan persaudaraan mereka.

"Lalu dimana orang tuamu?" Pertanyaan dari Nusa membuat atmosfer ruangan sedikit menurun.

"Eee... mereka sudah tiada." Ucapan Indonesia membuat Panca sedikit tidak senang.

'Tidak! Ayah dan Ibumu masih hidup.'

🍀🍀🍀


"Guru, apa maksudnya ini?" UN menatap Majapahit bingung. Dari tadi, fakta yang ditunjukkan oleh Majapahit membuat para muridnya sedikit terguncang.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang