Chapter 35

1.7K 240 43
                                    

Bab ini bakal panjang karena 2 bab kujadiin 1, jadi jangan bosen-bosen ya.

Happy Reading.

Sebuah cahaya emas menyilaukan keluar dari magic stone yang digenggam oleh Indo. Semua orang sampai harus memejamkan mata karena cahaya itu. Setelah cahaya menyilaukan itu redup, terlihatlah sesosok perempuan bersurai putih.

 Setelah cahaya menyilaukan itu redup, terlihatlah sesosok perempuan bersurai putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sosok itu membuka matanya, iris gold bagaikan permata itu terlihat. Peri itu lalu menoleh ke arah Indo.

~Apa anda yang memanggil saya? Tanya peri itu yang dibalas anggukan oleh Indo.

"Aku membutuhkan kekuatanmu untuk menumbuhkan kristal sihir di tubuh Ratu Zamrud." Ujar Indo dengan mata yang menatap peri cahaya itu.

~Baik, kalau begitu mari buat kontraknya.

Peri itu lalu melayang ke arah Indo dan mencium kening Indo.

~Dengan begini, kontraknya telah selesai dibuat. Nama saya adalah Beatrice.

Setelah selesai melakukan kontrak dengan Indo, Beatrice lalu pergi ke arah Zamrud, alasan ia dipanggil oleh sang kontraktor.

~Permisi.

Panca dan WHO kemudian sedikit menyingkir untuk memberi tempat pada peri itu. Beatrice kemudian meletakkan tangannya di dahi Zamrud.

~Saat saya menumbuhkan krital sihir baru, dibutuhkan sihir penyembuh dengan efek peningkat.

Ucapan Beatrice langsung di sahuti oleh Panca, "Aku bisa melakukannya."

~Tapi mana anda sudah menipis.

"Tidak apa, kami akan menyalurkan mana kami pada Panca." Ujar Indosila yang diangguki oleh semua orang. Beatrice kemudian menoleh ke arah Indo.

~Kontraktor, saya mungkin akan menyerap mana anda dalam jumlah besar.

Indonesia hanya mengangguk, tapi ASEAN sedikit keberatan. Mana Indo sewaktu di tes tidak terlalu banyak, bagaimana jika Indo sampai kenapa-kenapa?!

Paham akan yang dipikirkan oleh sang murid, Majapahit maju dan memegang bahu Indo. Indo merasa mana Majapahit mulai mengalir di tubuhnya. Daya sihir yang sempat terkuras karena memanggil Beatrice langsung terisi kembali

"Terima kasih Yang Mulia." Ujar Indo.

"Tidak, aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu." Ujar Majapahit sembari menggelengkan kepalanya. Andai saja anak didepannya ini tidak ada, mungkin saja istrinya, belahan jiwanya itu sudah meninggalkannya. Majapahit sama sekali tidak bisa membayangkan kemungkinan buruk tersebut.

~Saya mulai.

Beatrice kemudian mengarahkan tangannya ke dada Zamrud, dengan Panca dan WHO yang terus mengalirkan sihir penyembuhan yang dibantu oleh para guru dan pangeran lain.

EPISTROFI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang